Siang ini, kala aku berkutat dengan tugas yang menciutkan ubun ubunku
Diatas lembaran kertas bisu yang berambisikan atas penyiksaan terhadapku,
Aku tak sengaja terseret oleh hasrat semu ke alam bawah sadarku
Dimana aku bertemu denganmu, my dear..
Disana langit mendung,
Berlatar tak bukan selain di rumahku
Dan kulihat kau dengan seragam dan tasmu
Berlawat dulu kemari
Segalanya terlihat sangat nyata,
Saat kau hempaskan tubuhmu di kursi kayu di beranda
Saat kau meneguk tetes demi tetes air dingin yang dibawakan ibuku
Saat sinar mata sendumu memandang mendung yang meraja
Tanpa sedikitpun mengalihkannya padaku
Angin dingin berhembus
Menggetarkan tubuh rapuhku yang haus akan dekapan
Gigiku bergemeletuk berbanding terbalik dengan denyut nadiku yang kurasa kian melemah
Dear, aku.. tidakkah kau lihat aku?
Oh, kisah cinta harusnya tak jadi sesuatu yang asing di usia segini
Baik perih, duka, terlampau seperti mimpi bunga bunga yang merekah bahkan belum sekalipun kureguk asanya, ku sesap baunya
Meski terus terusan aku sakit begini, ini masih semu
Karena pada nyatanya kau tak pernah ajak aku masuk kedalamnya
Ke dunia yang orang bilang cinta itu
Hei cantik, aku tidak!
Hei manis, kurasa juga tidak!
Hei ramah, apa iya?!
Hei, ayo katakan apakah itu kriterianya?
Ayo katakan , siapa saja!!
Tapi percuma, aku tak akan bisa penuhinya..
My dear, apa yang kau inginkan di masa depan?
Ah, andai rasa segan tak pernah ada yang mengenal mungkin aku tak akan tersiksa sebegininya
My dear, adakah sedikit tentangku di serangkaian panjang rencana indahmu itu?
Kalau kau tanya padaku, jelas aku jawab; Banyak.
Sayangnya itu bukan rencana, tak lebih dari hanya sekedar impian
Ah, My dear..
Sampai akhir kisah mimpi itu kita tak saling bicara
Apa tak cukup bagimu tiga tahun untuk menyiksaku?
Apa tak cukup serangkaian hal berat yang terpaksa harus kulalui sendiri selama ini?
Jika memang belum cukup, katakan..
Katakan kapan kau akan mengakhirinya,
Agar aku bisa bersiap untuk menjemput bahagiaku..
Yuanita W.P
2 Oct 2011
No comments:
Post a Comment