Trending Topics

.

.

Tuesday, February 19, 2013

Pidato: Membangun Karakter Bangsa dengan Rasa Bangga

Naskah pidato kedua di SMA :D yang sebenarnya dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan ujian praktik. Awalnya saya sempet frustasi, gak ada ide. Sempet mau buat pidato basi yang diambil dari potongan postingan sumpah pemuda tahun lalu di blog ini, tapi gak jadi. Dan akhirnya saya malah inget soal Olimpiade Pancasila waktu itu, dan yah, pas sesi debat, saya dapet kasus soal sampai sejauh mana Pancasila masih menjiwai kehidupan berbangsa negara ini, dan apa yang saya ocehkan waktu itu saya kira cukup untuk dijabarkan menjadi sebuah pidato yang well done lah untuk kelas ujian praktik SMA, haha...

Ini postingan papperwork yang kian lama tak saya update lagi, abis tugas saya jarang yang seru sih -_- kan males juga kalo laporan praktikum fisika dipost disini haha :D

yasudah, ini salah satu pidato tersukses saya lho, dan yeah, saya rasa saya cukup suka berbicara di depan banyak orang :D Semoga bisa memberi inspirasi anda untuk berpidato dan tentunya semakin mencintai negeri ini XDDD




Membangun Karakter Bangsa dengan Rasa Bangga

Assalamualaikum wr.wb.

Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah,

juga Dewan Guru dan Staf TU yang saya hormati,
dan teman-teman sekalian yang berbahagia.
Sebelumnya marilah kita haturkan sebanyak banyaknya rasa syukur dan terima kasih kepada Allah SWT, karena hanya oleh rahmat dan hidayah-Nya sajalah pada kesempatan yang berbahagia ini kita bisa berkumpul disini. Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pidato yang berjudul Membangun Karakter Bangsa dengan Rasa Bangga.

Hadirin yang saya hormati, izinkan saya untuk mengajukan satu pertanyaan. Apa yang Anda sekalian pikirkan tentang Indonesia? Negara Korup? Banjir? Macet? Kesenjangan sosial? Pembangunan yang tidak merata? Ya, itu semua memang benar adanya dan tak dapat kita pungkiri keberadaannya. Namun, apakah semua itu yang ingin diwujudkan oleh pahlawan-pahlawan yang berusaha keras memerdekakan negara ini dulu? Tentunya bukan.

Hadirin yang saya banggakan, kondisi yang sekarang kita temui ada pada negara kita samasekali bukan ciri yang sedianya melekat. Pahlawan-pahlawan di era pra kemerdekaan dulu memberikan kesediaannya, kecintaannya, harta dan nyawanya bukan untuk membeli sebuah negara korup yang terombang-ambing dan secara konsisten terus mengalami kemunduruan. Apa yang mereka pertaruhkan adalah masa depan yang cerah di tengah atmosfer kemerdekaan dimana Indonesia yang mereka impikan bisa tumbuh jaya dengan gotong royong, Pancasila, dan ke-Bhinneka Tunggal Ika-annya.

Hadirin sekalian, ada banyak yang menghambat kita menjadi bangsa yang maju. Dan salah satunya adalah karena kian hilangnya ketiga hal yang tadi saya sebutkan dari bumi Indonesia. Hadirin, Indonesia bukanlah negara Liberal yang mendewakan kebebasan, tetapi bukan pula tirani komunis yang justru menyamarkan kata kebebasan dibalik kata persatuan. Jadi sekeras apapun kita berusaha, kita tak akan pernah mampu maju dengan cara komunis atau liberal. Kita hanya mampu maju di jalan kita, ideologi kita, pondasi terdasar negara kita, Pancasila.

Hadirin yang berbahagia, Pancasila samasekali bukan sekedar pemikiran idealis tokoh bangsa, bukan pula ide yang dicontek dari bangsa lain, melainkan nilai-nilai yang digali dari akar-akar budaya kita sendiri. Pancasila yang sedianya merupakan identitas kita merupakan salah satu hal pokok yang bisa dijadikan tolak ukur mengenai seberapa melencengnya negara kita dari kiblatnya. Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Apa kebebasan memeluk agama sudah terjamin di negara ini? Sudah, tapi ironisnya degradasi moral berbanding lurus terhadapnya. Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradap. Apa pemerintah yang korup dan semena-mena kepada yang diperintahnya masih memiliki sisi kemanusiaan? Ketika Hak Asasi Manusia masih memiliki banyak pendustaan, apa kita masih berkiblatkan kepada sila kedua? Ketiga, Persatuan Indonesia. Ketika dengan mudahnya satu etnis dengan yang lain diadu domba, apa kita masih bisa dibilang memiliki persatuan? Ketika kebanyakan dari kita memilih untuk apatis terhadap kehancuran negara dan bersikap sedemikian individualis, apa kita masih bisa dianggap berorientasikan penuh terhadap sila ini? Keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Demokrasi memang sudah berjalan, iornisnya politik uang justru berlari. Kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ketika yang miskin dipaksa berurusan dengan birokrasi yang berbelit-belit sementara yang ber-uang memiliki jalan yang terbentang sedemikian lebar, apa keadilan sosial masih berbicara banyak? Secara konseptual Pancasila memang masih diakui, tapi secara lebih dalamnya, apa Pancasila masih menjiwai bangsa ini? Kita semua tahu jawabannya.

Hadirin yang saya hormati, kemunduran ini tak sepantasnya membuat kita semakin pesimis. Bagaimanapun, memang begini keadaannya dan adalah tugas kita untuk tidak membiarkan semuanya bergeser semakin buruk kedepannya. Oleh karenanya, Hadirin sekalian, izinkan saya untuk mengajukan sebuah konsep sederhana untuk meringankan tugas kita. Samasekali bukan hal rumit, atau proyek yang membutuhkan alokasi dana besar, melainkan hanya sebuah kata sederhana; bangga. Karena hanya dari rasa bangga itu akan timbul rasa cinta dan jika sudah cinta, apapun akan kita lakukan tanpa diminta. Apalagi yang diimpikan sebuah negara selain rakyat yang mencintai dan bangga terhadapnya? Tidak ada lagi. Jika sudah bangga, kita akan mengabdi pada negara tanpa diminta. Jika sudah bangga kita tidak akan mendustai identitas sendiri dan mendewakan bangsa lain. Jika sudah bangga kita tak akan jadi pengkhianat. Jika sudah bangga, tanpa dimintapun kita akan dengan senang hati menggunakan produk dalam negeri. Jika rakyatnya sudah bangga terhadapnya, maka hanya tinggal menunggu waktu bagi sebuah negara untuk maju dan berjaya.

Memang sulit rasanya membangun rasa bangga terhadap sebuah negara berkembang yang korup dan kian waktu kian terbelakang. Tapi coba kita ingat-ingat apa yang selama ini telah negara berikan kepada kita? Sadari bahwa kita sangat beruntung lahir di sebuah negara dengan budaya seplural ini, negara dengan alam subur dan sinar matahari yang tercurah sepanjang tahun. Ingatlah bahwa silsilah keluarga kita berakar disini dan bahwa negeri ini bukan sekedar bumi yang kita pijaki. Ingatlah bahwa ada banyak hal di negeri ini yang tak akan kita dapati dimanapun. Kenanglah bahwa Indonesia pernah memiliki kejayaan yang diperhitungkan di dunia dan kejayaan itu tak boleh hanya tinggal di era Majapahit atau Sriwijaya saja, melainkan harus kita ulang secepatnya.

Sebagai generasi penerus, kita dihadapkan dengan tanggung jawab yang luar biasa besar mengenai memudarnya karakter bangsa dan degradasi moral yang kian parah. Tapi percayalah bahwa kita bisa membawa Indonesia kepada keadaan yang lebih baik kedepannya. Dan meski berat, kita hanya perlu memulainya dengan satu kata; Bangga. Maka saudara-saudara sekalian, mari kita mulai untuk menanamkan rasa bangga itu, hingga suatu hari kita akan benar-benar bisa mewujudkan Indonesia menjadi rumah yang nyaman bagi kita semua dan yang patut diperhitungkan keberadaannya di dunia Internasional.

Kiranya hanya demikian yang dapat saya sampaikan. Saya mohon maaf apabila ada perkataan saya yang salah dan tidak berkenan di hati kawan-kawan semua. Terima kasih atas kesediaan teman-teman untuk menyimak hingga akhir.

Wassalamualaikum wr.wb.

13 comments:

  1. ijin copas min, buat latihan pidato anak-anak

    ReplyDelete
  2. izin copas min, buat latihan pidato anak-anak di sekolahku niih, makasih

    ReplyDelete
  3. boleh-boleh~
    semoga sukses latihan pidatonya

    ReplyDelete
  4. izin copas yah! naskah pidato nya mantap!
    terimakasih

    ReplyDelete
  5. izin copas yah!
    mantap pidatonya
    terimakasih

    ReplyDelete
  6. izin copas ya? Buat ujian praktek besok :)

    ReplyDelete
  7. sama izin copas utk ujian praktek besok

    ReplyDelete
  8. Ini pidato argumentasi?persuasi?eksposisi?

    ReplyDelete
  9. Makasih kak, sangat menginspirasi

    ReplyDelete
  10. izin copas ya kak, buat ujian praktek :D btw, blog nya pake tema apa kak?

    ReplyDelete
  11. Izin copas ya kakak, uat uprak :"))

    ReplyDelete