Salut mon ami~
Lama ya saya nggak posting papperwork lagi, padahal kemaren kemaren, tiap ada tugas karya tulis begitu pasti langsung saya post. Yaa.. kan lumnayan, buat dokumentasi sekaligus share info disini, lagipula siapatau gara-gara begitu yang nyasar kesini jadi makin banyak hehe#plakk
Oke, mulai saja. Ini analisis biografi tokoh, sebenernya kata Guru Bahasa Indonesia saya sih bebas tokohnya siapa, tapi diutamakan tokoh Indonesia. Akhirnya, tanpa fikir panjang pilihan saya pun jatuh pada dua tokoh favo saya ini~
selamat menikmati, semoga berguna!
Oleh
Yuanita WP (XI.CI.1)
Ir. Soekarno
Siapa pula, penghuni negeri ini yang tak kenal nama
ini, mereka yang bukan warga negara Indonesia, yang tinggal di luar negeri, dan
tak punya latar belakang apapun yang terlibat baik secara langsung maupun tidak
dengan Indonesia bahkan banyak yang mengidolakan beliau. Akrab disapa Bung
Karno, Presiden pertama negara kita ini lahir
di Blitar, 6 Juni 1901. Ia bukan seorang Jawa seperti yang dulunya saya
ketahui. Namun betul, beliau lahir dan besar di ranah Jawa, hanya saja, Ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai adalah
seorang Bali, sedangkan ayahnya yakni Raden Soekemi Sosrodihardjo adalah orang
Jawa.
Nama
lahir seorang Soekarno sebenarnya bukanlah Soekarno. Sewaktu lahir, orang tuanya memberinya nama Kusno. Namun kemudian
diganti karena diasumsikan oleh banyak orang kala itu, Kusno kecil sering jatuh
sakit karena tidak cocok dengan namanya. Ajaibnya, setelah namanya berubah
menjadi Soekarno, penyakit-penyakit itu pun tak pernah didapati kambuh lagi. Sewaktu kecil, Soekarno tinggal dengan
kakeknya di Tulungagung. Ketika berusia 14 tahun seorang kawan bapaknya yang
bernama Haji Oemar Said Tjokroaminoto mengajaknya tinggal di Surabaya dan
menyekolahkannya di Hoogere Burger School (HBS). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa
nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun
1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau
sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar
"Ir" pada 25 Mei 1926.
Kemudian, beliau
merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia)
pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara
Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru
disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau
menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.
Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931,
Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau
kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun
kemudian dipindahkan ke Bengkulu.
Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan
kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan
gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus
1945, Ir Soekarno dan Drs. Moh Hatta memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang
PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden
Republik Indonesia yang pertama.
Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan
Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin
dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung
pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.
Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan
penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat Soeharto
sebagai Pejabat Presiden. Pemerintah
menganugerahkannya sebagai "Pahlawan Proklamasi".
Semasa hidupnya, Soekarno bukan hanya dikenal sebagai seorang
pemimpin yang hebat, kharismatik, dan dicintai rakyat. Dibalik sosoknya yang
berwibawa tinggi, Soekarno tak pernah terlihat menutupi apapun dari dirinya. Semua hal tentang dirinya, secara jujur dan
transparan beliau beberkan kepada rakyatnya. Seperti misalnya, Soekarno tak
hanya beristerikan seorang saja, beliau bahkan terhitung sempat memperisteri
sembilan orang wanita semasa hidupnya. Dan itu adalah kenyataan, bagian dari
kisah hidupnya yang samasekali tak beliau tutup-tutupi dari publik. Hebatnya
semua itu samasekali tak mengurangi profesionalitasnya sebagai seorang pemimpin
negeri. Dewasa ini, jarang sekali bukan kita menemukan sosok seperti Soekarno
di jajaran kursi pemerintahan kita? Sosok yang samasekali tak berusaha
menciptakan jarak antara pemimpin dan yang dipimpin.
Ada yang mengatakan jikalau pemimpin seideal Soekarno belumlah
tentu kita temui kedua kalinya dalam kurun seratus tahun. Sebegitu
istemwanyalah orang tersebut menggambarkan sosok Soekarno lewat kekagumannya.
Soekarno memang berlatar-belakangkan pengetahuan politik yang luas karena ia
memang banyak bergaul di lingkup tersebut semenjak tinggal dengan HOS.
Tjokroaminoto. Bahkan jika kita ingat Musso, salah satu pemimpin pemberontakan
PKI, dia juga dulunya adalah sahabat Soekarno. Tetapi yang memantaskan dirinya
menjadi seorang presiden pertama bukan hanya itu saja. Dibalik gaya bicaranya
yang menawan, pengetahuannya yang tinggi dan kecintaannya yang dalam terhadap
negeri ini dan seluruh isinya, kreatifitasnya dan kecintaannya terhadap seni
juga menjadikan dia berbeda dari pemimpin-pemimpin lainnya.
Sayangnya, setelah turun dari takhta kepresidenan, beliau
langsung seperti dihakimi oleh penguasa barunya. Orang yang pernah menyuarakan
kata merdeka bagi bangsa kita ini dibiarkan melemah, mengalah oleh raganya.
Beliau dipenjarakan di wismanya, dimana kapasitasnya sungguh tak cocok bagi
orang sekredibel dirinya. Bahkan untuk sekedar memeriksakan diri keluar negeri
pun Beliau tidak diizinkan. Akhirnya, beliau
pun wafat pada hari Minggu, 21 Juni 1970 di RSPAD lalu kemudian disemayamkan di
Wisma Yaso dan dikebumikan di Blitar.
Hal-Hal yang Bisa Diteladani dari
Seorang Soekarno
1.
Soekarno bukan anak yang lahir di keluarga yang berada, namun
beliau berhasil membuktikan bahwa beliau
dapat menduduki posisi tertinggi di Negara ini.
2.
Nasionalisme yang dimiliki Soekarno adalah nasionalisme murni yang mendalam.
beliau pernah menyatakan bahwa bahkan dibanding keluarganya beliau lebih
memilih urusan Negara. Itulah yang membuatnya bisa mengerti betul seluk beluk
negeri ini.
3.
Beliau dikenal ramah
dan bisa menjadi sahabat baik bagi banyak pemimpin dunia yang berlatar
belakangkan budaya yang berbeda. Itulah mengapa beliau memiliki koneksi yang
sangat luas pada masa pemerintahannya.
4.
Soekarno bukan orang yang condong membela ke satu kubu, tetapi
beliau melihat bagaimana berbagai kubu
yang berbeda-beda itu bisa disandingkan dengan damai.
5.
Bagi seorang pemimpin, sangat penting untuk mengerti betul
tentang siapa yang dipimpin, dan Soekarno tahu betul soal itu. Beliau tak
meninggikan dirinya, beliau tak mencirikan dirinya sebagai seseorang dari suatu
golongan yang lebih tinggi dari rakyat, tapi beliau melihat dirinya sebagai bagian dari rakyat yang menerima mandat untuk
memimpin mereka. Itulah mengapa beliau tak pernah berusaha menciptakan
jarak antara rakyat dan dirinya.
6.
Sikapnya terbuka
kepada yang dipimpinnya. Seluk beluk dirinya tak sedikitpun ia sembunyikan.
Itulah yang membuatnya dikenal baik dan dipercaya oleh rakyat.
7.
Beliau tak mudah
menyerah. Tujuannya, yang untuk memerdekakan Indonesia tak pernah
beliau urungkan meski berkali-kali sudah Soekarno mengecap bui hingga
pengasingan.
Tokoh yang memiliki kemiripan dengan Ir. Soekarno
Abraham Lincoln
"Tak pernah
sekali pun saya berusaha untuk dikenang dunia, hidupku ini kubaktikan pada
peristiwa-peristiwa di sekitar, bagi generasi dan jamanku, semata-mata agar
diriku terjalin dengan sesuatu yang penting bagi sesamaku". [ english ]
Itulah kata-kata
Abraham Lincoln saat ia berusia 32 tahun. Kekecewaan yang datang beruntun
membawanya ke suatu titik dimana ia ingin mengakhiri hidupnya. Lincoln menulis
kata-kata di atas saat ia memutuskan untuk memulai lembaran baru dalam
hidupnya. Di kemudian hari, ia menjadi salah satu Presiden Amerika yang paling
dikenal dan dicintai masyarakat. Namanya terkenal ke seluruh dunia sebagai
seorang yang mengakhiri Perbudakan di Amerika.
Lincoln lahir di
Kentucky, AS, di mana ayahnya bekerja sebagai tukang kayu. Ia telah kehilangan
ibunya sejak usia dini, kemudian ayahnya menikah lagi. Namun Lincoln dan
saudara perempuannya sangat mencintai ibu tirinya itu.
Lincoln cilik
tumbuh menjadi pemuda jangkung dan tegap. Pakaiannya selalu tak pernah tampak
pas. Lengan bajunya selalu terasa pendek dan celananya selalu menggantung
diatas mata kaki. Bila diamati, sepertinya ia tak pantas menjadi orang besar di
kemudian hari, yang ternyata terwujud.
Pertama kali
Lincoln menyaksikan Perbudakan, adalah ketika ia menyewa kapal angkut untuk
membawa muatan menuju New Orleans di tahun 1828. Kemudian, ketika ia
mengunjungi kota itu untuk ke dua kalinya, ia berjanji kepada dirinya sendiri
bahwa ia harus menghapus praktik perbudakan ini.
Lincoln tidak
mengikuti pendidikan seperti pada umumnya, namun ia giat belajar membaca dan
menulis sampai berhasil menjadi seorang pengacara. Meskipun kadang-kadang dia
dianggap sebagai seorang ‘homo’ oleh para tetangga karena tingkah dan cara
berpakaiannya, namun ia cukup supel kepada warga sekitar. Ini semata-mata
karena ia memiliki rasa humor yang menonjol dan selalu membuat orang lain
gembira. Cinta pertamanya jatuh pada seorang wanita bernama Anne Rutledge, anak
tetangga pemilik losmen di mana ia tinggal. Ayah Anne-lah yang menyarankan agar
Lincoln terjun ke dunia politik.
Di awal karir,
Lincoln terpilih menjadi anggota DPRD untuk wilayah Illinois pada tahun 1834.
Kemudian terpilih kembali pada tahun 1838 dan tahun 1840. Ketika itu, ia
bertemu seorang bernama Stephen Douglas, yang kemudian menjadi saingan baik
dalam soal cinta maupun urusan politik. Mary Todd, perempuan yang mereka
perebutkan, berasal dari Kentucky, lebih memilih Lincoln sebagai suami, namun
pernikahn mereka tidak bahagia. Pada tahun 1842, setelah setahun pernikahan
mereka, Lincoln membuka biro hukum dengan seorang teman bernama William H.
Herndon. Persahabatan kedua orang ini ternyata terus bertahan hingga akhir
hayat Lincoln. Di kemudian hari, Herndon-lah yang menulis biografi Abraham
Lincoln.
Pada tahun 1846,
Lincoln terpilih menjadi anggota Kongres. Namun keanggotaannya tidak
diperpanjang karena ia mengusulkan undang-undang untuk meng-akhiri perbudakan
di distrik Columbia. Karena kecewa, ia kembali mengaktifkan biro hukumnya. Ia
menghentikan kegiatan politiknya untuk beberapa waktu, namun kemudian ia lebih
dikenal oleh masyarakat sebagai pengacara yang jujur.
Nyatanya, Lincoln
tak bisa berhenti terlalu lama dari dunia politik. Pada tahun 1854, isu
perbudakan membuatnya terjun kembali ke dunia politik. Taampaknya ia harus
bersaing dengan Stephen Douglas, yang mencoba menundukkan wilayah Selatan
Amerika yang mendukung perbudakan, sementara wilayah Utara menentangnya.
Lincoln tak menyangka bahwa setengah dari negeri ini mempertahankan praktek
perbudakan ketika separuh saudara sebangsanya menentang. Ia berfikir, tak
mungkin bangsanya terdiri dari separuh budak separuh bukan. Bagaimanapun, ternyata
Lincoln terpukul pada putaran pertama melawan Douglas, dalam memperebutkan
kursi Senat AS.
Meski kali ini ia
kalah, pada bulan Mei 1860, Lincoln terpilih sebagai calon presiden dari Partai
Republik. Sementara itu, Partai Demokrat menyerangnya habis-habisan, dan mereka
menyebutnya sebagai 'pengacara kacangan', 'tak becus berbahasa Inggris' dan
sebagainya. Namun akhirnya, ia ternyata terpilih menjadi Presiden Amerika
Serikat. Empat hari setelah ia menjadi Presiden, negara bagian Selatan itu
keluar dari Federasi Amerika Serikat. Negara-negara Selatan itu kemudian
membentuk sebuah Konfederasi sendiri. Lincoln merasa sedih karenanya, dan
berusaha mengupayakan diakhirinya pemisahan tersebut. Tetapi, konflik antara
Utara dan Selatan itu malah semakin memuncak dan menjadi Perang Sipil. Lincoln
terus berusaha menghentikan konflik tersebut sekuat tenaga meskipun tak
berhasil.
Untuk memahami
latar belakang politik terjadinya Perang Sipil Amerika, perlu dijelaskan
bagaimana asal mula Amerika terbentuk. Pada abad ke 17, para pendatang
dari Inggris,
Perancis, Spanyol, Belanda dan Jerman dating ke Amerika Utara, yang mereka
anggap sebagai negeri tak berpenghuni yang baru mereka temukan. Mereka datang
demi mencari kemakmuran, mendapatkan kebebasan beragama, serta untuk memperluas
kekuasaan negeri asal mereka dan membangun imperium baru. Kerajaan Inggris
kemudian menerapkan Undang-Undangnya di situ, sehingga negeri yang baru itu
mereka sebut sebagai New England. Seusai perang kemerdekaan Amerika,
wilayah-wilayah bebas itu kemudian membentuk federasi yang kemudian mereka
sebut Amerika Serikat. Masing-masing Federasi baru ini sepakat untuk tetap
mengurusi pemerintahannya sendiri-sendiri, meskipun mereka juga harus mengurusi
kepentingan bersama. Karena, hal-hal seperti Pertahanan tetap menjadi urusan
bersama.
Bagian selatan
Amerika yang bergabung dalam federasi, mengembangkan pertaniannya yang
bergantung pada tenaga perbudakan. Bagian utara lebih banyak bergantung pada
perdagangan dan industri, meskipun tetap menganggap penting pertanian. Karena
itu tak ada perbudakan di utara. Sementara, soal perbudakan menjadi isu panas
bagi wilayah yang baru bergabung ke dalam Perserikatan, sedangkan rakyat di
negara-negara bagian ini belum betul-betul siap dengan soal perbudakan itu.
Sementara undang-undang Amerika menyatakan semua manusia sama-sama berhak atas
'kehidupan dan kebebasan untuk memperoleh kebahagiaan', namun juga melindungi
hak milik pribadi. Budak adalah milik pribadi. Pendapat bahwa budak merupakan
milik pribadi sangat bertentangan dengan pendapat lain bahwa para budak adalah
menusia yang juga memiliki hak atas kemerdekaannya. Inilah yang menjadi dasar
persoalan bagi orang-orang di seluruh wilayah AS itu.
Sebenarnya banyak
segi yang bisa dilihat dari isu ini. Pertama, apakah memperbudak manusia juga
adalah sebuah hak? Saat ini, perbudakan sudah tidak dibenarkan di banyak negeri
lain di seluruh dunia. Semua orang setuju bahwa jelas tidak dibenarkan
mengekang kebebasan orang lain. Namun orang-orang Selatan telah mengeluarkan banyak
uang untuk membeli budak-budak. Kehidupan social, ekonomi, dan politik mereka
berjalan di atas dasar kepemilikan budak-budak. Jadi, sesungguhnya tak sulit
memahami betapa pentingnya praktik perbudakan bagi mereka.
Ada pula sisi
politisnya dalam problem kepemilikan budak bagi negeri-negeri Selatan.
Bagaimana menjalankan sebuah 'Union States' bila beberapa wilayah terdiri dari
'orang-bebas' sementara lainnya adalah 'budak'? Meski, memang ini yang
diinginkan pesaing Lincoln, Douglas. Jelas negeri-negeri Selatan khawatir bila
semakin banyak wilayah Federasi yang 'jadi-bebas', maka perbudakan akan jadi
benar-benar dihapuskan. Mereka pikir bila ini terjadi, mereka akan bangkrut,
baik secara sosial maupun politik. Jalan satu-satunya mungkin harus membentuk
dua federal yang terpisah. Tetapi ini pun ternyata tak mungkin.
Segera setelah
Lincoln terpilih sebagai Presiden, wilayah Selatan mundur dari federasi. Pada
12 April 1861, wilayah Selatan menyerang wilayah Utara di kota Fort Sunter.
Perang Sipil atau 'Perang antara negara-negara bagian federasi' telah dimulai.
Ada
perbedaan-perbedaan yang besar antara Utara dan Selatan. Di wilayah Utara lebih
banyak populasi kulit putihnya. Mereka lebih maju dalam bidang produksi barang
sementara Selatan lebih baik dalam pertanian. Dalam banyak hal, Utara melebihi
Selatan, meski militer wilayah Selatan amat terampil, nyatanya perang lebih
banyak terjadi di Selatan. Meski mereka lebih baik dalam hal bertempur.
Peperangan tidak mudah mereka menangkan. Seperti kita ketahui, setelah beberapa
penyerangan, wilayah Utara memenangkan peperangan. Ketika perang berlangsung,
Lincoln, tetap mendesak diadakannya pemilihan lagi di akhir masa ia menjabat
sebagai Presiden, dan ternyata ia terpilih kembali untuk periode berikutnya.
Pada bulan November
1863, dalam pertempuran Gettysburg, Lincoln menyampaikan pidato, yang dikenang
sepanjang sejarah. Ia mengatakan “…lahir sebuah bangsa baru, yang didirikan
berdasarkan kebebasan yang menjunjung tinggi pengakuan bahwa semua manusia
diciptakan sederajat.” Kata-kata Lincoln di Gettysburg ini memberi dua prinsip
kebebasan dan kesamaan – yang menjadi dasar didirikannya negara Amerika.
Lincoln meninggal
dengan cara yang tak disangka-sangka. Saat sedang menyaksikan teater bersama
istrinya, ia ditembak oleh seorang bernama John Wilkes Booth. Kematian
menjemputnya tatkala perdamaian telah sampai bagi Amerika. Mungkin itu
merupakan puncak peristiwa yang harus terjadi sebagai tumbal berakhirnya
perbudakan di Amerika. Setelah kematiannya, Lincoln dikenal sebagai orang
besar, dan cita-cita yang telah ditegakkannya terus dipertahankan oleh seluruh
warga Amerika.
Kemiripan Abraham Lincoln dengan Ir. Soekarno
Selain
sama-sama pernah menjabat menjadi Presiden, Soekarno dan Lincoln juga memiliki
banyak kesamaan visi yang menjadikan mereka sebagai pemimpin yang sukses
memimpin rakyatnya. Apabila pada masanya Soekarno menghadapi penjajahan,
Lincoln justru menghadapi perbudakan yang kala itu marak di Amerika Selatan.
Sejak kecil Lincoln tak pernah menyukainya sehingga muncul tekad dalam hatinya
untuk menghapuskan hal itu suatu saat nanti. Soekarno dan Lincoln juga terbukti
memiliki gaya bicara yang sama kharismatiknya. Namun jika Soekarno kerap
menggunakannya untuk berpidato menggugah semangat juang rakyatnya, Lincoln
menggunakannya untuk membela orang yang tak bersalah di pengadilan, karena
beliau memang seorang pengacara.
Sikap gigih
Soekarno yang meski berkali-kali diasingkan dan dijebloskan ke penjara, juga
dimiliki oleh Lincoln. Dalam perjuangannya meraih kekuasaan menjadi seorang
pemimpin agar bisa berbuat banyak dalam penghapusan perbudakan di negaranya,
Lincoln selalu jatuh bangun. Tak terhitung berapa kali beliau mengalami
kegagalan, namun beliau tetap bangkit dan berjalan dalam tujuannya meski badai
sekalipun berdiri didepan dan menghadangnya.
Yang
terakhir, Soekarno dan Lincoln sama sama merupakan seorang pemimpin yang
berhasil memimpin rakyatnya dengan hati. Mereka adalah sosok pemimpin yang
dicintai rakyatnya, yang menganggap dirinya bagian dari rakyat, bukan lapisan
yang lebih tinggi di atas rakyat.
Refleksi seorang Ir. Soekarno dalam
diri saya
Jika berbicara soal Ir. Soekarno, terlalu banyak yang saya
kagumi dari diri beliau. Tetapi, ada beberapa yang memang sangat mendasar
diantaranya. Saat ini, mungkin angin kemerdekaan sudah dapat kita rasakan
hembusannya secara cuma-cuma, hanya saja dalam beberapa sisi kemerdekaan kita
belum utuh. Terlebih lagi dalam menghadapi nilai moral murni bangsa kita yang
sudah mulai ditinggalkan akhir-akhir ini. Dewasa ini nasionalisme bangsa kita
terutama kaum muda semakin minim. Keadaan pemerintahan Negara kita juga kacau
dan sistem pendidikannya masih jauh dari kata efektif.
Melihat semua masalah itu, saya menyadari jika kita belum
sepenuhnya merdeka. Sebagaimana Ir. Soekarno, ingin sekali suatu saat saya
setidaknya bisa melakukan hal kecil yang bisa membawa bangsa kita melangkah
satu kali lebih maju menuju kemerdekaan yang utuh. Saya sebagai bagian dari
bangsa ini merasa prihatin menyaksikan bagaimana nilai-nilai dan nasionalisme
bangsa kita mulai digerogoti westernisasi. Tetapi saya percaya, jika berpuluh
bahkan beratus tahun lalu kita sanggup melewati berbagai masalah, persoalan,
bahkan keretakan-keretakan yang menerpa kita, kita masih bisa membangun
nasionalisme kita sekali lagi, menghadapi perang tak kasat mata di era ini dan
memenangkannya sekali lagi.
Setiap dari diri kita adalah pemimpin, tetapi jikalau suatu
saat demi mewujudkan apa yang saya cita-citakan saya diharuskan untuk memimpin,
saya akan mencontoh kepemimpinan beliau. Kepemimpinan paling berpengaruh,
system paling hebat, yang tak menimbulkan kerusuhan, kekerasan, perpecahaan,
apalagi pengkhianatan. Saya ingin menjadi pemimpin yang dekat dengan yang
dipimpin, yang mengenal jauh tentang yang dipimpin, dan yang dicintai yang
dipimpinnya sebagaimana beliau.
***