Trending Topics

.

.

Monday, September 05, 2011

Senja

Hawa panas ditepis angin sejuk nan damai
Nyiur melambaikan diri sebagai hadiah perpisahan bagi sang mentari
Mentari tersenyum, lelah perlahan musnah oleh rasa takjub
Pada maha karya Tuhan yang satu ini

Angin darat mulai bertiup kencang namun lembut
Mengantar sampan pejala harta ke ladang emas tengah samudera
Pelan-pelan sang angin turut  himbau arakan jingga di belakang
Untuk  dampingi mentari yang akan pergi
Untuk  hiasi cakrawala yang kian redup, kian menyepi

Nyanyian merdu gagak laut sahut menyahut
Terus panggil dewi malam yang masih terlelap dalam  kelam
Perlahan, siangpun melanggang pergi dan petang pun bersambut
Siang pergi bersama mentari, dan hamparan kilauan cahaya keemasan mengantar mereka
Kepada dunia baru yang merindu akan hangatnya

Bisikan lembut angin,
Gemercik debur ombak yang membuih menghantam karang
Sungguh sebuah melodi pengiring indah bagi lambaian gemulai sang nyiur
Sebuah harmoni alam yang tersaji dikala senja

Kini…
Cakrawala tengah redup sepenuhnya
Meski sang mentari tak lagi ada di singgasananya
Meski nyanyian gagak telah tergantikan sunyi
Kedamaian senja kala masih terasa
Bahkan hingga gelap telah merengkuh bumi sepenuhnya

Bagi banyak orang,
Senja kala adalah sebuah panggilan
Untuk segera menyudahi pekerjaan dan mulai melepas lelah
Namun tidak untuk  mereka,
Mereka para penjala harta samudera bersampan
Karena bagi mereka senja kala adalah dimana lenkingan peluit start memekik keras
Tanda waktu peras keringat dimulai
Meski harus menahan lapar di tengah lautan dikala orang lain bergulung dalam selimut

Kesunyian malam ditepis temaram cahaya bulan dan semarak gemerlap bintang
Mungkin itulah hadiah kiriman Tuhan untuk mereka
Para pemilik lampu minyak yang berpendar tengah malam
Di wajah samudra yang mengombang ambingkan mereka

No comments:

Post a Comment