Saya melihat istilah ini pada blog
seorang kakak kelas saya hampir setahunan yang lalu. Pertamanya kalian tahu
bagaimana respon saya? Saya terperangah, jujur. Sejauh yang saya tahu, sosok
kakak kelas saya itu memang termasuk orang yang teladan. Tapi saya hampir tidak
pernah mengira jika orang se-kredibel dirinya pun ternyata punya kebiasaan yang
semacam ini; menetapkan peta hidup. Karena esensi sebuah konsep peta hidup
terlampau tabu dan sangat-sangat tidak terpikir oleh saya selama ini. Hidup
bagi saya terlalu remang untuk dipetakan, jalan kedepan terlalu rumit dan
bercabang. Mungkin itu yang saya pikirkan ketika saya masih belum sadar bahwa
pada dasarnya, kita, setiap yang hidup, berhak dan mampu menentukan arah
kehidupannya sendiri.
Kini saya kira saya tahu apa yang ia
niatkan dengan menulis peta hidup itu. Hidup adalah serangkaian pilihan, dan
tugas kita untuk memilih. Jadi peta hidup adalah pemetaan dari pilihan pilihan
yang kita pilih, dengan kisi-kisi persimpangan dari lubuk hati sendiri. Selama
ini saya selalu saja memilih tanpa orientasi. Hidup bagi saya melulu hanya soal
tantangan dan kejutan, padahal nyatanya hidup adalah perjuangan. Kerap kali
saya memilih hanya atas penilaian sesaat, dan akhirnya pilihan itu berhujung
pada sebuah tantangan yang kebanyakan pada akhirnya memang berhasil saya
taklukan.
Namun kali ini saya akan mencoba
cara yang berbeda. Sudah bukan waktunya lagi buat saya untuk coba-coba.
Tantangan yang terakhir saya hadapi sebagai akibat dari pemikiran saya yang
pendek dalam memilih nyatanya cukup membuat saya pernah memiliki niat untuk
putus asa. Dan untuk waktu hidup saya kedepannya yang amat berharga, saya tak
ingin mengulanginya. Oleh karenanyalah saya kemudian mencoba untuk menerapkan
konsep peta hidup ini dalam hidup saya.
Peta hidup sendiri bukan sekedar
impian yang terkadang hanya berakhir di awang-awang tanpa realisasi, peta hidup
justru soal serangkaian misi yang menunggu untuk segera dilengkapi dengan visi
untuk kemudian diwujudkan dalam sebuah realisasi yang konkrit. Jangan
berpikiran bahwa dengan menetapkan peta hidup ini kita menyalahi rute hidup
kita yang sudah ditetapkan Tuhan, toh, tak siapa tahu kedua peta itu ternyata
memiliki banyak kesamaan. Peta hidup adalah bagaimana kita mengajukan proposal
impian kita kepada Tuhan dan disetujui atau tidaknya, semuanya bergantung pada
sampai sejauh mana keseriusan yang kita punya. Semoga saja apa yang saya
tetapkan hari ini di hati saya akan menjadi rute hidup saya yang
sebenar-benarnya, yang tak mengecewakan dan bisa membuat saya sukses menjadi
individu yang berkembang semakin baik, individu yang bisa berkontribusi tidak
hanya bagi diri sendiri, tapi juga orang orang disekitar saya, negara saya, dan
dunia.
Amin
No comments:
Post a Comment