Trending Topics

.

.

Monday, March 26, 2012

Keep Run, There's a Light Over There!

Mon Ami~
aduh, rupanya saya memang gemar menunda pekerjaan ya? Yaah mau bagaimana lagi, selain daripada propaganda rasa malas, terkadang menunda satu pekerjaan itu bisa jadi karena ada hal lain yang harus didahulukan, yang mendesak, semisal..

Inspirasi yang tak tentu tiba dua kali..

hahaha, seperti kali ini adanya, aku akan sedikit mengemukakan persepsiku mengenai peran.
Of course, peran yang kumaksud adalah peran pada umumnya, role, atau apapun, kalian tahu maksudku dan bebas untuk memiliki pemahaman kalian sendiri. Aku jadi ingat tentang seuntai quotes dari Anime yang kurang begitu terkenal, dan pernah tayang di 'Shiftoon' dulu. Tapi, lumayan banyak kok hal bagusnya. Ceritanya tentang terjebak di Zaman Dinosaurus begitu, waktu itu, yang termuda dari kelompok mereka, ada lah pokoknya, dua anak kecil, rambutnya biru *kalonggaksalah*, mereka hampir dimakan dinosaurus sejenis Tyrex tapi lebih kecil*sayabukanmaniakdinosaur,maap*, dan mereka diselamatkan oleh kakek-kakek yang entah datang dari mana. Si kakek itu bilang jika siapapun atau apapun di yang ada di dunia ini diciptakan oleh Tuhan dengan tugasnya masing masing, jadi intinya, tak ada satu hal pun yang useless. Dalam episode tersebut, setelah si kakek menjelaskan begitu, si anak bertanya lagi: "Kakek*apapaman,ya?*, kalau begitu apa batu kecil ini juga berguna?", terus kata si Kakek: "Pasti ada gunanya." dan ternyata itu bukan bualan, di akhir episode, mereka justru terselamatkan oleh batu itu saat si Dinosaur laper tadi nyerang lagi, mata dinosaurnya ditimpuk terus ngglimpang ke tebing. 

Intinya ya begitu, setiap benda pasti punya nilai, tak ada yang tak berguna, karena kita Tuhan menciptakan kita memang untuk memainkan skenario yang telah Dia buat. Dan dalam skenario itu semua tokoh mendapat perannya secara adil, bukan dengan berorientasi terhadap besar kecil dirinya, namanya, posisinya, atau hal-hal diskrimnatif lainnya, melainkan sedikit banyak kapasitas dan kesediaannya menerima mandat Tuhan. 

Berbicara soal peran, Aku ingin mengaitkannya dengan kesempatan. Kalian tau maksudku, selembar daun pintu yang terbuka lebar dimana dari ruang dibaliknya mengeluarkan cahaya yang begitu spektakuler. Kesempatan itu, apabila kita manfaatkan dengan baik dan sungguh-sungguh dapat mengantarkan kita untuk naik level hidup ke tahap yang selanjutnya. Dan soal mendapatkan kesempatan besar, itu tak bisa dielak lagi jika mendatangkan bahagia yang luar biasa.
Tapi manusiawinya, kita kerap merasa tidak beruntung kala kesempatan tak kunjung tiba padahal kita merasa jika kompetensi kita sudah mencukupi standar untuk mendapatkannya. Terlebih jika kita lihat orang lain mendapatkanya. Fuihh.. jika sudah begitu yang ada justru lelah sendiri. Lelah, dan kini nampaknya aku sadar jika atas rasa lelah itu kita pun hanya membuang waktu. Kita tak mendapatkan apapun kecuali malah melewatkan kesempatan-kesempatan lain yang datang pada kita. Saat ini aku mulai belajar mengerti, karena meskipun kutulis begini, aku barulah hanya mencapai standar pemahaman teori, untuk prakteknya, karena ini masih berhubungan dengan perasaan, rasanya masih sulit meski dipaksakan.

Sebenarnya merasa iri itu tidaklah perlu. Meskipun aku juga tak ingin munafik, perasaan itu kerap muncul secara spontan. Dan adanya memang manusiawi, karena memang manusia itu tak pernah puas atas apa yang dimilikinya. Yang jadi persoalan sekarang tinggalah apakah kau akan membiarkan rasa iri tersebut merusakmu atau kau bisa menanganinya dengan baik. Jika kau memang merasa sekelebat kesempatan yang kau fikir cocok denganmu lewat begitu saja dihadapanmu tanpa permisi, biarkan saja dia pergi. Biarkan ia menemui tuannya. Karena jika kau malah mengejarnya, itu tak ubahnya berkejaran di lintasan bundar, tanpa putus, tanpa pernah usai, semuanya hanya melelahkan dan sia-sia.

Tetapkan saja, peranmu bukan di adegan itu. Tapi bukan berarti tanpa itu kau tidak akan pernah mendapatkan peran, bisa jadi peranmu jauh lebih keren dan pastinya, jauh lebih cocok padamu karena Tuhan langsung yang memilihkannya untukmu. Kau tidak akan kehilangan peranmu hanya karena sekelebat kesempatan tadi, masih banyak peran-peran lain dalam naskah, dan kau hanya tinggal menunggu, menyambut yang datang padamu dan memainkannya dengan sempurna.

Yang sudah lalu tak usah disesali, siapapun tertuduh yang kau fonis bersalah, entah itu dirimu sendiri atau siapa, sebaiknya bebaskan saja. Tak ada yang patut difonis bersalah karena ketidak adilan yang kau pikir kala hatimu mendengki sesungguhnya adalah keadilan luar biasa yang belum kau sadari maknanya. 

Ketika kau adalah tipikal orang yang goyah dan mudah pesimis, berhati-hatilah karena jika kau tak menjaga kesadaranmu hal ini bisa membunuhmu. Ini bukan salahmu, atau siapapun, kau patut ingat itu baik-baik. Namun lain adanya jika kau adalah seorang dengan narsisme dan ego tinggi yang selalu ingin menang sendiri, jangan juga anggap jika kau mengikhlaskannya pergi untuk orang lain karena kau sedang berbaik hati, jangan juga berfikiran jika 'ia sedang beruntung', ia mendapatkan itu karena memang ia pantas mendapatkannya. Mengagungkan diri sendiri itu nampaknya terlalu arogan, dan kau hanya akan terasing dari lingkungan sosialmu jika memiliki kadar aroganisme yang tinggi. 


Lihatlah apa yang ada dihadapanmu, sebentang jalan setapak yang menunggu untuk kau titi. Dengan hembusan angin paling segar dibanding air conditioner semahal apapun. Meski ini hanya sekelumit jalan sederhana, tak terlihat mewah apalagi sempurna, tak apa. Percayalah jika kau terus berusaha, suatu saat sekelumit perjalanan sederhana ini akan mengantarmu pada akhir yang bahagia. Suatu saat akan tiba waktunya kita menemukan makna hidup yang sesungguhnya, menyadari peran penting yang ternyata tak pernah kau sadari, padahal jikapun tanpa diri kita, belumlah tentu bumi bisa berrotasi setenang detik ini.


No comments:

Post a Comment