Trending Topics

.

.

Wednesday, January 11, 2012

This is P.A.I.N

I have no name to called by you,
I have no song to sang by you,
I have no poetry to tell to you,
I have no voice to heared by you,

I really don't have any rights to think of you, but I always
because I walk on my way
with or without you and with or without this pain..

Artinya, yah kurang lebih tak jauh dari curhatanku yang biasanya, hah melankolis, miris.
Baru beberapa hari yang lalu, yang jelas selama liburan ini aku begitu melambung soalmu. Dan kini, ahh, apa-apaan?! ayolah, tak seharusnya aku bertindak bodoh macam ini. Jika aku memang punya perasaan lebih terhadapmu, ini memang resikoku. Bagaimanapun keras kepalanya niatanku untuk tak peduli apapun yang terjadi padamu, soal perasaanmu, ternyata hanya omong kosong. Nyatanya, semua dampaknya jelas ku rasa, perih, pedih, luka, ahh.. tak usah mengasihaniku lah..

Aku memang tak pernah penuh dengan rencana, tidakpun soal jatuhnya sebagian kecil takdirku ini padamu. Ini hanya spontanitas yang tak pernah kukira dan akhirnya kunikmati, hingga terlarut sudah aku kedalam bahagia semu yang dilematis. Soalmu, bukan kali ini saja aku kecewa, dan kecewa ini hanya menumpuk saja di dadaku. Hingga penuh sesak sudah rasanya. Aku tak mungkin membaginya dengan orang lain, tidakpun mereka sahabatku sendiri. Aku tak mau lagi menambah coreng di muka. Ditertawai? aku sungguh tak mau coba. Itu sama halnya menggarami lukaku. Yeahh!

Sahabatku memang tak menertawaiku, tapi batinku sendiri yang melakukannya. Tertawa dalam ironi. Ini lucu bukan main, sayang.. Aku menangis oleh keegoisanku sendiri. Selama ini, aku berusaha untuk tak perduli sepahit apapun kenyataan kita, semustahil apapun keinginanku tentang kita, semiris apapun hal yang kuinginkan itu, tapi kini, mau tak mau aku tak bisa menutup mataku selamanya. Dan pastilah tiba saatnya dimana aku akan tahu soal mu, yang pelan pelan membunuhku.

Klise serasa bukan lagi hinaan. Itu adalah semacam gelar bagi sebuah kisah yang bisa saja kau kutuk karena kebodohannya tapi kau akan terjebak bila berada di dalamnya. Ini akibat yang harus kutanggung, menahan pedih sendirian. yaah, aku tak menghujatmu hei! pergilah, bersenang senanglah, menggalaulah soal bidadarimu, tataplah lembut senyumannya, kagumi sosoknya, apapun yang kau mau..

Kau tak punya urusan denganku, ini urusanku sendiri. Aku yang terjebak dalam sekelumit keklisean ini tanpa pernah beranjak setitikpun untuk mengambil langkah. Kisahku pudar olehmu, meskipun sejatinya itu tak pernah pudar disini. dihatiku. Aku sudah cukup bodoh untuk membuang tiga tahunku untuk tak berhenti berharap soalmu, mematok segalanya agar berpusat padamu saja. Dan rupanya aku semakin bodoh saja soal ini, karena kini, setelah hanya luka yang kuperoleh dari seuntai perjuangan itu, aku tetap tal bisa menghapusmu dengan segera. Terimakasih, dear.. terimakasih untuk luka ini.

Terimakasih untuk rasa sakit ini, karena ini membuatku semakin menghargai diriku, soal seberapa bisanya aku mendedikasikan diriku untuk satu hal. Untukmu, meski terlampau tak berguna.
setidaknya aku pernah merasakan desir saat kelopak kelopak bunga dihatiku bersemi merebah
meski aku merindukannya sekarang, karena kini semuanya tak lagi seindah kala itu
karena rasa sakit memang bukan sesuatu yang patut kusebut indah.


Selamat Berbahagia di Januari
kala hujan dan langit kelam sekelam segalanya untukku kini,

Yuanita WP

No comments:

Post a Comment