Inilho Nether-Nesia, beloved pairing saya~ XDD yang cewek itu, personifikasi Indonesia*masihbelumOfficial* nah yang cowok of course, Koeningrijk der Nederlanden~ |
Wohoho~ Pasti semuanya tau kan???!!#nodonggolok
sama aja sebenernya, Nether-Nesia adalah pairing yang lumrahnya ditemukan dalam Fanfiksi Hetalia. Nether-Nesia adalah pairing epic yang dipairkan karena memang memiliki latar belakang sejarah yang erat. Nether itu dari Netherland, dan Nesia? yeah.. pasti tau dong, Indonesia.
Sekarang saya tanya lagi, sejarah itu menurut kalian gimana sih?
Oke, cerita dikit...
Waktu kelas 7-8 SMP, saya punya guru IPS*terutamasejarah* yang great banget. Mau tau siapa? Oke, buat yang alumni SMPN 1 Cikarang Utara pasti kenal siapa bu Nanik Purwati. Yosh, beliau ini yang membeberkan panjang lebar ke saya*dkktentunya* sejarah Masuknya Negara-negara Barat ke Indonesia dari jaman Perang Salib sampe Indonesia merdeka, orla, orba, dan reformasi. Beliau hebatnya kalo lagi nerangin itu selama dua jam pelajaran nonstop ngomong di depan kelas dengan begitu berapi-api. Buat saya yang seorang Historyfreak ini otomatis, ikutan berapi-api, tak peduli seberapa ngantuk teman-teman saya yang lain dibuatnya kala itu. Jadi beliau ini yang tambah membuka lebar kecintaan saya terhadap sejarah dan juga memberi saya gambaran yang konkrit setidaknya secara sederhana tentang sejarah cikal bakal bangsa ini dari nol sampai sekarang. Beliau yang menumbuhkan nasionalisme hingga selebat ini pada diri saya. Pokoknya, salam kangen lah, buat my beloved teacher semasa SMP ini~
Oi, teman-teman~
itu cukup membuktikan bukan bahwasanya paradigma sejarah yang melekat di pelajar Indonesia ini kurang lebihnya merupakan pelajaran jadul yang ultra ngebosenin. Itu yang mau saya ubah. Saya ingin suatu saat orang melihat sejarah sebagai ilmu yang nggak kalah penting sama eksak eksak bala bala itu. Dan harusnya masuk UN gak cuma buat anak IPS, tapi juga anak IPA. Kapan bangsa kita mau jadi bangsa yang besar coba kalo generasinya sendiri nggak dididik untuk menghargai sejarah bangsanya. Yang melulu pelajar negeri ini kejar hanya nilai sempurna di ijazah bukan kepuasan hati leganya dahaga akan ilmu.
Hasrat untuk merubah paradigma sejarah sebagai ilmu jadul nan membosankan itu gak cuma saya ternyata yang punya. Diantara kalian yang baca pun pastinya ada yang berpikiran demikian kan? Nah, oke, kalau begitu berati masih ada lagi orang selain kita yang punya pemikiran begitu, Hidekazu Himaruya dan Nobuhiro Watsuki salah satunya yang udah berhasil melakukan sebuah langkah besar dalam usaha memasyarakatkan sejarah.
Oke, langsung saja ke menu utama, berikut saya sajikan...
Lima
"Sepenggal kisah tak terujar, tanya tak terjawab, tabu tak terkuak, yang teruntai di sepanjang tapak jalan yang kita lalui bersama. Kolonialisme, takdir, waktu, juga segalanya tentang dirimu, membaur padu, menyamarkan tapal batas antara dendam dan cintamu."
"Sepenggal kisah tak terujar, tanya tak terjawab, tabu tak terkuak, yang teruntai di sepanjang tapak jalan yang kita lalui bersama. Kolonialisme, takdir, waktu, juga segalanya tentang dirimu, membaur padu, menyamarkan tapal batas antara dendam dan cintamu."
1. Tipu daya khas arya
Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) dan ketampanan khas arya miliknyalah yang seorang Netherland muda nan miskin *dan harus menafkahi keluarga di kampung halamannya* gunakan untuk menipu seorang gadis kecil manis, kaya raya nan polos dari pesisir khatulistiwa yang waktu itu belum bernama Nesia~
2. Cinta itu rumit
Mari kita lihat lagi, apa niat seorang Netherland? Mengisi pundi-pundi uangnya yang kosong melompong dengan menginang seorang gadis kaya yang polos. Tapi, alih-alih insyaf dan menyadari bahwa yang dilakukannya itu salah besar, Neth malah kesetanan dan mengeksploitasi harta sang gadis kecil yang tak berdosa*dantaktahuapaapa*. Barulah, si gadis khatulistiwa yang mulai menyadari ada yang salah dengan 'tamunya' itu memberontak, but wait! Dibalik pemberontakan, kilatan mata yang saling melontar pandangan membunuh, tak dapat dipungkiri, perasaan ajaib itu perlahan tumbuh.
3. Kita pernah melalui masa indah, sayang
Oke, mari bicara tentang commonwealth. ya.. ya.. negara persemakmuran. Dulu, dulu sekali, cukup banyak negara persemakmuran yang memiliki eksistensi di dunia ini, sebut saja Kentucky, Bahama, Persemakmuran Polandia-Lithuania, juga of course Hindia Belanda atau also known well as Netherland-Indische. Tapi, we know, sampe sekarang in fact, commonwealth yang paling subur itu cuma persemakmurannya Inggris. The British Commonwealth of Nation, yang bertahan dengan banyak anggota dan eksistensi kuat sampai sekarang. Entah bagaimana seorang England bisa membuat negara-negara taklukannya itu berlaku begitu setia padanya~. Oke, cukup.
Tepat mulai 1 Januari 1800, Indonesia secara resmi diperintah langsung oleh ratu Belanda. Sejak saat itu terbentuklah apa yang dinamakan Hindia Belanda. Ketidak akuran sudah mulai tercium. Sepolos-polosnya sang gadis kathulistiwa, ia tetap tidak terima di eksploitasi, dan bagi sang pemuda arya-yang sudah lebih berada hidupnya berkat si gadis kathulistiwa-, 'masih terlalu cepat 1000 tahun bagimu untuk dapat mengusirku dari sini'. Mereka yang sudah terikat, otomatis tak lagi bisa seenaknya saling melepaskan diri. Sambil masih berorientasikan pada kekeras kepalaan masing masing, kedua personifikasi itu perlahan mengakui dalam hatinya bahwa siapa yang ada dihadapan mereka bukan sekedar musuh. Meski penuh kepalsuan dan kepura-puraan, sang gadis khatulistiwa pernah terbuai oleh kharisma sang pemuda, dan si pemuda, of course, 'aku kesini memang karena uang, tapi aku tak yakin apa yang kita lalui setelahnya dan yang membuatku enggan lekas pergi dari sini juga hanya uang'.
Sebagai Netherland Indische mereka juga punya banyak kenangan, salah satunya melaju bersama menjadi tim asia pertama yang melaju ke piala dunia 1938 di Prancis.
Tepat mulai 1 Januari 1800, Indonesia secara resmi diperintah langsung oleh ratu Belanda. Sejak saat itu terbentuklah apa yang dinamakan Hindia Belanda. Ketidak akuran sudah mulai tercium. Sepolos-polosnya sang gadis kathulistiwa, ia tetap tidak terima di eksploitasi, dan bagi sang pemuda arya-yang sudah lebih berada hidupnya berkat si gadis kathulistiwa-, 'masih terlalu cepat 1000 tahun bagimu untuk dapat mengusirku dari sini'. Mereka yang sudah terikat, otomatis tak lagi bisa seenaknya saling melepaskan diri. Sambil masih berorientasikan pada kekeras kepalaan masing masing, kedua personifikasi itu perlahan mengakui dalam hatinya bahwa siapa yang ada dihadapan mereka bukan sekedar musuh. Meski penuh kepalsuan dan kepura-puraan, sang gadis khatulistiwa pernah terbuai oleh kharisma sang pemuda, dan si pemuda, of course, 'aku kesini memang karena uang, tapi aku tak yakin apa yang kita lalui setelahnya dan yang membuatku enggan lekas pergi dari sini juga hanya uang'.
Sebagai Netherland Indische mereka juga punya banyak kenangan, salah satunya melaju bersama menjadi tim asia pertama yang melaju ke piala dunia 1938 di Prancis.
Dan, tunggu! Sang gadis punya nama sekarang, pemberian sang musuh tercinta, Indische.
4. Cukup sampai disini (kah?)
1602-1942, 340 tahun lamanya, atau singkatnya tiga setengah abad(tak akan saya sebut 3,4 abad, karena hei, ini bukan matematika) itu bukan waktu yang mudah. Terlebih kini ia bukan lagi Indische kecil si pria, ia Indonesia-begitu katanya-. Tak perduli berapa uang yang mereka hamburkan untuk menggelar sidang cerai*yangsemuanyagagal*, rebutan anak, dan harta gono-gini, juga berapa banyak piring yang pecah, air yang tumpah, meja yang patah, tiap kali rumah tangga mereka bermasalah. Oke, itu ibarat kata Netherland-Indische adalah sepasang suami istri. Tapi apa boleh dikata, dua perumpamaan tadi itu sama saja, kolonialisme jugalah soal cinta, ketika untuk mengarungi sebuah bahtera tak cukup hanya bahagia saja, sedih, luka, pertengkaran, haha.. itu justru bumbunya. Bagaimanapun ributnya, ada hal yang membuat jauh didalam hati mereka sesuatu tak hentinya bertautan. Dan barulah menjadi sebuah masalah ketika muncul orang ketiga. Di satu sisi, si wanita berpikir mungkin dia bisa bersikap jauh lebih baik padanya, karena tampang luar si orang ketiga pun berkata demikian. Si pria juga berpikir, adakalanya ada yang bisa memberikan yang lebih dibanding semua yang telah ia beri pada wanitanya, mungkinkah ia harus merelakannya? Toh, si wanita kelihatannya merespon baik si orang ketiga. Tapi hei, jika hanya begitu, lantas bagaimana dengan cinta?
Cinta rumit kalian yang telah kalian bagun tiga setengah abad lamanya. Semua hal manis yang pernah kalian lalui bersama, bagaimana?
Yah, tak bagaimana juga... nyatanya si pria melepas wanitanya pergi bersama harapan barunya, dan si wanita hah, meski ragu ia nyatanya tetap berharap pada lelaki asia dihadapannya sekarang.
8 Maret 1942, cukup sampai disini(kah?)
5. Akhir yang sesungguhnya
Berat. Berat rasanya mendapati keputusan yang diambilnya salah. Harapan barunya menyiksanya lebih kejam dibanding pria tulipnya yang sekarang kedinginan di jauh sana. And worse, segala tentang si pria asianya, semua tanpa cinta. Harapan yang buntu. Tiga setengah tahun bagi si wanita tak terkira lamanya. Merdeka, merdeka, merdeka. Hanya itu yang sanggup ia pikirkan. Bukan hendak melupa, tapi kiranya mustahil tulip sialan itu mau menerimanya kembali.
Takdir akan selalu bergerak tanpa bisa dikira. Yah, tak buruk, Tuhan menjawab doanya yang siang malam ia panjatkan. Kehancuran akhirnya menghampiri pria Asia yang gila kekuasaan itu, vacum of power, dan tinggal sedikit lagi bagi si wanita untuk meneriakkan independensinya, menghirup udara yang selalu mahal untuknya, dan merasakan secara nyata apa yang dulu hanya berupa ultimatum yang sering ia lontarkan pada pria tulipnya 'aku akan mengusirmu sebentar lagi, lalu merdeka!'
Takdir akan selalu bergerak tanpa bisa dikira. Yah, tak buruk, Tuhan menjawab doanya yang siang malam ia panjatkan. Kehancuran akhirnya menghampiri pria Asia yang gila kekuasaan itu, vacum of power, dan tinggal sedikit lagi bagi si wanita untuk meneriakkan independensinya, menghirup udara yang selalu mahal untuknya, dan merasakan secara nyata apa yang dulu hanya berupa ultimatum yang sering ia lontarkan pada pria tulipnya 'aku akan mengusirmu sebentar lagi, lalu merdeka!'
Terlanjur bahagia, sekarang ia bisa rasakan kebebasannya penuh. Pandai betul Ia menikmati hidup menjanda, atau oke, kau single. Namun, hei... ada yang terlambat. Ketika terlanjur kecewa, takut, dan digandrungi banyak pikiran bahwa cinta lamanya telah penuh-penuh melupakannya, ternyata ia kembali. Kembali ditengah hidup yang tengah ia nikmati. Orientasi pikirannya terlanjur berubah 'Sayang, kau terlambat'. Berapa kalipun si pria minta, wanita yang sudah merasakan berada pada titik ternyamannya itu kokoh pada pendiriannya. Karena sekarang ia tahu, ia personifikasi negara, ia bisa saja bertindak egois namun jutaan rakyat menjadi pertanggungjawabannya. Jika mereka tak ingin maka tak bisa, harus ada sinkronisasi antara rakyat dan negaranya sebagai aspek pokok eksistensi sebuah negara, dan si wanita tak bisa serta merta beridiri diatas keegoisannya untuk kembali ke dekapan prianya lagi. Satu hal yang kini ia mengerti, kata si wanita 'Aku pecinta yang penyendiri, lebih baik mengkhawatirkanmu dari jauh sini dibanding bertengkar denganmu setiap hari, Tulip'.
'haahh... Sinterklas Hitam yang menghampirimu tanggal 5 Desember 1957, tepat ketika aku mengubur kenangan tentangmu dalam-dalam, menghapus ingatan tentangmu dari rakyatku. Meski sesungguhnya semua itu akan tetap terpatri, immortal sebagaimana diriku ini, jauh didalam hatiku, di tempat hal yang tak kita tahu itu selalu bertautan sejak dulu.'
Dan entah sampai kapan akan terus begitu...
referensi: Wikipedia
EEEHHH...
jamberapa??! setengah satu?! mampus! besok sekolah saya~
jamberapa??! setengah satu?! mampus! besok sekolah saya~
Udah dulu ya!!
gimana top five nya? mantap kan?
keekkekekekkekk
keekkekekekkekk
yaiyallaaah~#plakk
Jangan pikir yang diatas itu sekedar romance, kalo kalian anggap begitu, oke, tapi ingat, sebenarnya itu adalah sejarah yang menyeret kalian ke alam mimpi selama ini~
So, nggak ada alasan lagi buat tak suka sejarahXDD
Bye bye~ dan tetap cinta sejarah!!
Ik hou van Je:*
Ik hou van Je:*
No comments:
Post a Comment