Oioii~ saya kambek setelah mati suri, dan
dalam kesempatan ini saya kembali tanpa keegoisan dan kenarsisan saya yang
biasanya. Kalau memang anda sekalian kerap meluangkan waktu untuk menengok
kotak harta karun saya ini, pasti anda hanya akan menemukan segala aspek
tentang saya, pemikiran saya, agenda saya, karya karya saya, yah pokoknya
everything here is absolutely about me. Tapi untuk kali ini saja, saya
mengalahkan keegoisan itu dan mendedikasikan satu posting untuk seseorang,
bukan saya.
Oke, saya akan mulai.
Tepat pada tanggal dua puluh Mei silam,
ketika momen pergantian usia saya yang keenam belas tiba, seseorang dengan
begitu romantisnya mengetuk pintu kesadaran saya di tengah malam yang dingin
dan mendedikasikan waktu tidurnya yang berharga bukan hanya demi mengucapkan
sekelumit kalimat ucapan selamat, tapi juga sebuah posting di blognya. Hoho,
romantis kan? Itulah mengapa, saya juga tak sudi kalah dalam kompetisi beradu
keromantisan ini.
Anda tahu apa tanggapan saya soal posting di
blognya itu? Haha, konyol, tapi bagi orang yang benar mengenal saya, juga orang
ini saya rasa, pasti mudah untuk menebaknya. Saya ini individu yang mudah
tersanjung*ngaku* wakakkak… Yaa, berakar dari kenarsisan tak beradab saya
sepertinya.
Maafkan saya tapi kadang tak ada salahnya
memiliki sudut pandang yang lebih dari orang lain. Karena ketika saya memiliki
pandangan seperti itulah saya akan menganggap segalanya dalam hidup saya ini lebih
dan lebih berharga. Dan soal mendapat perhatian dari orang lain, aah… itu
keren~ sangat menyenangkan.
Lagipula, meski dalam kancah kehidupan saya
masih dibilang junior, saya kira saya sudah dapat menyimpulkan beberapa fakta
menarik soal hidup ini. Entah betul atau salah, tapi menurut saya memang apapun
yang akan kita beri akan kembali kepada kita, dan apapun yang kita terima
asalnya pun dari kita. So, jika saya bisa merasa bahagia oleh perhatian orang
lain terhadap saya, niatan saya untuk ini pun simpel saja, saya ingin orang ini
juga bahagia oleh dedikasi saya terhadapnya.
Orang ini bukan siapa-siapa, atau oke, saya
salah. Lebih tepatnya belum siapa-siapa. Seyakin itu? Yeah… asal kalian tahu,
kami—saya dan orang ini— punya banyak rencana besar soal apa yang akan kami
perbuat di waktu-waktu kami kedepannya. Tunggu saja sampai sejarah mencatat
nama kami. Orang ini hanya seorang perempuan, atau… yah, dia tetap perempuan,
yang lahir tepat hari ini tanggal 11 September, enam belas tahun yang lalu,
yang di usia keenamnya teroris merayakan ulang tahunnya dengan mengebom gedung
World Trade Centre, tinggal di Jalan Bumi II, ingin jadi dokter atau psikolog,
berkacamata, dan sedang menyukai seseorang di sebelah sana—nii-sama nya. Eits,
frontal? Heihei, ini dunia saya ya, jadi everyone
have to obey my rule here HAHAHA#laknat
Saya sudah kenal orang sejak bertahun tahun
yang lalu. Yah, baru empat tahunan mungkin, tapi itu sudah lebih dari satu
tahun kan? Jadi sudah cukup disebut bertahun tahun. Oke, samasekali tak
penting. Dan selama empat tahunan tersebut saya telah menjadi saksi dari berbagai
hal yang terjadi padanya, soal transformasinya, perjalanan hidupnya, love
story-nya, dan macam-macam lainnya. Jadi saya rasa itu sudah cukup untuk
memantaskan diri saya berbicara cukup banyak tentang beliau ini(?).
Kesan awal saya terhadap orang ini, jujur,
agak mengerikan. Yah, bukan begitu juga sih tapi, saya sempat beranggapan
jikalau si orang yang duduk di bangku pojokan dekat pintu semasa kelas tujuh
SMP ini adalah tipikal yang bagaimanapun nggak bakal jadi temen deket saya.
Dulu, bagaimanapun, saya melihat sosoknya sebagai seorang eksak lovers yang
agak anti sosial. Dalam fikiran saya seolah kami berbicara dengan bahasa yang
berbeda, tapi begitulah, tanpa disangka perbedaan yang akhirnya mempersatukan
kami(?).
Sampai sekarang, banyak yang telah kami
lewati. Beberapa kali, saya sempat membuatnya marah, entah itu betulan atau
tidak karena nyatanya beberapa kali saya malah dikerjai. Sebagai seorang
pecinta kedamaian jujur saya nggak suka punya musuh, apalagi sampai saling
mendiamkan, pelotot-pelototan dan mendendam. Ogah beud sumfeh =__= Saya itu
nggak bisa marah itulah kenapa ujung-ujungnya saya pasti minta maaf duluan.
Demi perdamaian, men! Makanya, nggak
usah pake marah lah kalo sama saya mah, saya bukan orang jahat kok~
Then,
berhubung niat awalnya ini memang sebuah ucapan selamat ulang tahun yang malah
berhujung menjadi testimoni kepanjangan dan curhatan abal ini, tetep harus ada
intinya dong. Ya, saya dan my beloved
Prince Naoya mengucapkan JOYEUX ANNIVERSAIRRE buat anda~ semoga apapun yang
dicita-citakan tercapai, semoga segera menemukan sang blusherman, semoga
sukses, lebih dan lebih baik lagi dari yang sebelumnya, makin dewasa, makin
jarang ngambek, makin kurus, dan makin ngefans sama saya! XD
Jangan gentar oleh paradigma kesepihakan, nikmati saja kerlingan
bintangmu selagi langit masih gelap, karena bukan tak mungkin ketika siang hari
akhirnya menjelang kau akan merindukannya lebih dari kerinduan-kerinduanmu yang
sekarang~*eeaa*
Yang terakhir, saya mohon maaf atas
keterlambatan ini. Anda tahu saya orang Indonesia, saya cinta Indonesia dan
ngaret merupakan budaya Indonesia, jadi saya cinta ngaret#plakk. Semoga kiranya
anda cukup terhibur :*
Dedicated for Rere Harits Ariyanti
Waaaah~ saya jadi terharu nih baca postingan ini.
ReplyDeleteOke-oke, pertama saya mau mengucapkan terima kasih karena sudah menyempatkan diri untuk membuat postingan khusus buat saya di blog pink-mu ini.
Dan hmm.. ano ~,~ kok Nii-sama ikut dibahas ya?
Tapi aiiih~ quote tentang paradigma kesepihakan itu huaaa~ cespleng wan (?)
Sugoi.. saya akan mengingat terus kata-kata itu.
Sepihak huohuo bintang~