Maaf ya yang nunggu nunggu, sayanya jadi jarang apdet gini#lah?
kaya ada yang nunggu aja hohoho
Oke, apa kabar semuanya?
libur udah selesai dan buat para pelajar normal, masuk taun ajaran baru nih
gimana gimana? buku baru? tas baru? sepatu baru? sekolah baru? teman baru? Ospek? wkwkkw
eh, yang naik kelas dua SMA pada masuk IPA apa IPS nih?
Selamat ya, yang masuk IPS, sekali lagi... hiks... SELAMAATTT~
huwee~ bawa aku bersama kalian ke IPS~#plakk
Buat yang kebetulan lagi ada cobaan, nggak dapet yang sesuai sama yang diinginkan, kita senasib dong~*tos*#ngaco. Hehe, sabar aja, meski berat, mari kita menjalaninya sebaik yang kita bisa, berusaha sekuat tenaga, karena Tuhan pasti punya rencana yang paling pas buat kita pada akhirnya, semua akan indah pada waktunya oke?
Dah, cukup openingnya
Sekarang saya mau mulai saja~
Sebenarnya, opening diatas agak nggak nyambung sih dengan titik pusat masalah yang akan saya urai disini, tapi yasudahlah, nggak kenapa napa to?
Sesuai judulnya; L.O.S.T
yang secara harfiah berarti tersesat, kehilangan, kalah
saya akan menulis tentang sesuatu yang kala tak ada membuat saya serta merta langsung merasakan semua komponen L.O.S.T yang saya sebutkan tadi.
Sebenarnya, saya telah memiliki niat untuk menulis tentang hal ini sejak beberapa waktu yang lalu, tapi berhubung sudah mulai masuk sekolah, dan niat saya setelah masuk sekolah adalah untuk sedikit berjuang lebih keras agar prestasi saya membaik di kemudian hari, saya jadi beberapa kali harus menunda niatan ini. Bagaimanapun ini usaha :]
no longer, it can't be standing forever,
it always become something I scared of, but now I have to face it.
I realized that I've lost you, and all of your role in my story was over...
and you gave this a respons
haha, do you know if I write it for you?
or, you just feel that those words also match to draw the red line of your experience?
Someting about 'back', where I see yours when you're seeing hers~
Okay, just forget it. I have no problem of it now. I have no rights to forbid you doing that, I am nothing between you and her, because someone located in the centre is you, beetwen I and that lady.
My feeling never become something, worse than that, now it's really nothing.
Mungkin ada baiknya begini memang. Tuhan yang atur sedemikian rupa agar monolog-ku soal dirimu ini dicukupkan sampai disini. Kapasitas otakku tak lebih dari manusia normal pada umumnya, terlebih lagi aku seorang yang tak mudah membagi konsentrasi. Cukup membuang waktu dan konsentrasiku padamu selama ini. Sekarang aku butuh konsentrasiku untuk dipakai dalam hal lain. Tak sedikit memang yang kuraih darimu soal ini sampai sekarang-sampai ini sudah benar hilang-. Sia-sia. Memang sia-sia andai kata pengalaman pribadiku tak masuk hitungan. Bagaimanapun, satuan waktu yang teruntai sejak hari itu, hingga panjangnya sudah hampir lima belas musim ini, bukan serta merta satuan waktu yang dapat dibeli dengan mudahnya. Banyak yang terjadi padaku, banyak yang berubah dariku, dan banyak sudah karya hebatku yang lahir oleh inspirasi darimu. Bagaimanapun juga, bunga-bunga kecil di ladang hatiku yang mengering lagi saat ini pernah berbunga lebat, penuh asa dan harapan agar bisa indah selamanya, dan memperindah banyak hal lain disekitarnya meski pada akhirnya tetap hanya berupa harapan. Terimakasih untuk itu, terimakasih untuk tahun-tahun indah itu, terimakasih atas ketidaktahuanmu, keawamanmu soal ini, dan terimakasih untuk kesediaanmu berdiri jauh disana, mematung membelakangiku, dan menjagaku tetap disini, menggila, mencandu sekisah romansa bertokohkan tunggal ini sendiri.Terimakasih, ini menyenangkan! Terimakasih...
Sejak menyadari jika mengakui perasaan ini pada diriku sendiri adalah sebuah langkah yang lumayan berani, aku sudah tahu konsekuensinya. Konsekuensi untuk hidup sebagai anak kecil yang tak tahu apa-apa lagi suatu saat nanti. Karena aku tak yakin aku mampu bersuara soal ini, aku tak yakin ini bisa tersampaikan, jadi aku sudah menebalkan sebisanya mentalku untuk menghadapi kenyataan pahit jikalau aku yang sudah terbiasa hidup penuh warna oleh perasaan terhadapmu ini kehilangannya suatu waktu. Bagaimanapun siapnya, tapi tetap saja, ini... menyakitkan, lumayan.
Aku kehilangan banyak inspirasi, tak ada yang sanggup membolak-balik dan meangkat-banting alur hidupku lagi. Semuanya hanya akan berjalan dengan sepi, damai dan tenang. Tanpa adrenalin, tanpa heartbeat dari jantungku yang selama ini tak pernah absen ketika aku berurusan denganmu. Semua kata puitis yang menggebu-gebu yang banyak kudapati di tulisan-tulisanku yang berlatarkan waktu-waktu indah itu kini terasa asing ketika kubaca kembali. Rupanya karenamu, aku kehilangan diriku yang melankolis dan flamboyan itu~ haha
Ahaahha~ bagaimanapun aku rindu! Aku harap tak perlu menunggu lama sampai kemelankolisan dan keflamboyananku kembali. Tak harus darimu lagi, aku hanya ingin merasakan kebahagiaan itu lagi. Sebelum aku benar benar lupa rasanya, aku ingin banyak menulis kisah romansa lagi. Aku ingin feel itu kembali. Aku tak mau serta merta kehilangan segalanya, hasrat menulisku juga hanya karena memutihnya sang benang merah.
Pergilah, turunlah dari panggung sekeren dan seberwibawa ketika kau naik. Jangan buat aku menyesal telah menunjukmu jadi pemain utama dalam kisahku ini di penampilan terakhirmu, oke, meskipun semuanya hanya berdasarkan keegoisanku. Turunlah sana, sambut fansmu yang telah menanti dengan senyum hangat mereka. Kembalilah ke tempatmu, ke hutan rimba dimana kau mengejar lady bangsawan itu. Sukses ya, jangan menyerah hanya karena satu dua kali terjatuh. Aku tak akan bilang yang seperti di film-film romance misalnya; Aku bahagia asalkan kau juga bahagia~
haahahahhahaha#akutakbisaberhentitertawa
itu terlalu naif. Kata siapa aku bahagia jika kau suatu saat juga bisa bahagia dengannya? Yang ada aku pasti iri duluan. Mengapa kau bahagianya harus dengan si Lady itu haha. Tapi setidaknya, aku merasa puas, Man! Kesediaanku mencukupkan kegilaanku sampai disini, berhenti, mengikhlaskanmu pergi dengan membawa serta segala perasaan yang sudah hampir setengah nyawaku ini turut serta mengejar si Lady itu bersamamu, semuanya tidak akan sia-sia jika pada akhirnya nanti kau bahagia, Man!
itu terlalu naif. Kata siapa aku bahagia jika kau suatu saat juga bisa bahagia dengannya? Yang ada aku pasti iri duluan. Mengapa kau bahagianya harus dengan si Lady itu haha. Tapi setidaknya, aku merasa puas, Man! Kesediaanku mencukupkan kegilaanku sampai disini, berhenti, mengikhlaskanmu pergi dengan membawa serta segala perasaan yang sudah hampir setengah nyawaku ini turut serta mengejar si Lady itu bersamamu, semuanya tidak akan sia-sia jika pada akhirnya nanti kau bahagia, Man!
Terimakasih, kau telah mengisi masa ketika Naoya-ku belum tiba. Kiranya kau tahu, jangan khawatir. Meski agak sepi, kurang lebih aku berada dalam penantian yang bahagia. Sebentar lagi Naoya-ku pasti akan tiba. Dan ia akan tetap jadi yang teristimewa, meski sialnya kaulah yang pertama...
Au Revoir~
beritahu aku kalau kau sudah dapatkan Lady-mu! Mungkin kita bisa double date.
Menjajal lagi sedikit pedih luka lama pasti menyenangkan ><
Tapi tak akan sesakit ini karena ketika itu aku punya Naoya :D
No comments:
Post a Comment