Bukan menyerah kepada
kenyataan, tapi kalimat diataslah yang lebih tepat. Yah, akhirnya aku
menemukannya. Aku tak akan berhenti melangkah hanya karena selintangan kawat
berduri. Aku memang tak suka terluka, tapi aku bahagia mendapati diriku
berhasil meraih apa yang aku inginkan, dan selintangan kawat berduri bukan
masalah yang terlalu besar untuk itu. Menyerah bukan keputusan, itu hanya arti
dari kesunyian saat kau tak mampu mengatakan apapun lagi. Aku tidak salah, aku,
disini, diatas sepasang kakiku sendiri, bahagia mendapati nafasku masih
berharga, bahagia mendapati masih ada hal yang bisa aku lakukan diatas semua
tekanan ini.
Sulit, sulit betul untuk
berdiri tegap ditengah angin badai, sulit untuk tetap bernafas dikala kau
tertelan dalamnya lautan, tapi meski sedikit terdengar mustahil dan perlu langkah
besar, masih ada hal yang bisa kau lakukan. Tuhan tak lantas menyapu bersih
perananmu dari kehidupan, kau, dalam keadaan sehampa apapun tetap sebuah
komponen dari mekanisme kehidupan ini. Jadi jangan mengalah pada kenyataan,
cukup katakan: ambilah semua peranmu, kuasai mereka sesukamu, maka aku akan
mengambil bagianku. Meski kecil, sesungguhnya itu bukan masalah karena aku tahu
Tuhan menghargai usahaku.
Ya, maka aku akan
mengambil bagianku. Kecil bukan masalah karena aku tahu tak ada yang bisa
menghargai usahaku sebaik Tuhan melakukannya.
Sempurna, kata sempurna rasanya terlalu jauh dari manusia. Kesempurnaan yang mampu dicapai manusia bukan kesempurnaan dalam segala hal, karena kesempurnaan dalam segala hal hanya standar ideal yang tak akan pernah kita capai yang kita ciptakan agar tak terlalu mudah bagi kita untuk mengaku menyerah. Hidup yang kita jalani ini berat, oleh karenanyalah kita hanya mampu memilih satu jalan, bukan menjajal dan memenangkan semuanya. Cukup satu jalan, tak sempurna di segala hal itu tak masalah, karena kemenangan pada satu jalan atas usaha yang sungguh-sungguh itu sudah lebih dari cukup.
Aku akan menjaga ini, soal
kepercayaanku pada janji Tuhan dan cinta lagi. Meski sekian waktu aku telah
melupa bagaimana ketika itu cinta membawaku melahirkan karya-karya hebat. Ini
semua karena kau! Ah bukan. Saatnya belum tepat jika rahasia ini terbongkar
sekarang, bukan waktunya.
And I believe I’ll get my best on the right time…
No comments:
Post a Comment