Trending Topics

.

.

Thursday, May 31, 2012

Bienvenue, mon 16

pesimis itu perlu?
yap kadang kadang, karena dalam penggunaan yang tepat, itu akan membawamu pada kejutan yang menyenangkan, meski tak tentu juga kejutan yang menyenangkan adalah akhir bahagia dari setiap pemikiran pesimis, intinya mungkin bukan penggunaan yang tepat, tapi pesimisasi yang kebetulan berjodoh dengan keberuntungan.

Jadi, yaah.. seperti apa yang saya tulis tempo, bagaimana saya menjelaskan betapa melasnya kondisi baik psikis, finansial, maupun mental saya. Tapi ternyata, apa yang buruk kemarin, tak tentu membawa keburukan itu terlarut dalam waktu-waktu kedepannya. Yang baik selalu dapat menetralisirnya.

Menjelang tengah malam, saya masih terjaga. Niatnya, saya mau tidur sebentar, pasang alarm, lalu melewatinya dengan teliti, menandai mana hembusan nafas terakhir saya di usia ke 15, dan mana tarikan nafas saya yang pertama di usia 16, tapi ternyata malah bablas ketiduran, dan lewatlah nafas-nafas berharga itu tanpa tercatat. Alarmnya entah kenapa tak bunyi, dan akhirnya saya bangun tepat pada pukul 00. 48. Begitu bangun saya bengong. Dalam hati saya membatin, uwidih, ternyata secepat ini bergantinya, gak asik#plakk. Buru buru lah saya buka fb, antusias aja gitu, maklum ultah pertama di fb haha..

Begitu saya buka profile, ternyata beberapa orang teman saya sudah mengucapkann sepatah dua patah ucapan selamat, bahkan bukan hanya patahan kata, ada yang berbentuk paragraf persuasif, kalimat iklan maskapai penerbangan, sampai postingan di blog pribadi hhaaha..

Kuakui itu menyenangkan. Bagaimanapun, itu yang namanya perhatian bukan?

Dan yaah.. ada selentingan kecil soal hari itu yang membuat saya mengukuhkan fakta dalam hati saya bahwa masih ada meski tak sehebat yang sediakala. Terlambat? mungkin, tapi tak ada kata terlambat soal ini, selama pencetusnya masih ada itu akan selalu ada. Dan pencetus itu seketika bisa menjadi seduktif bila sedikit saja ia menyadari kekacauan dalam diri saya yang ia akibatkan sendiri. ah, rumit... dan iya, aku tak bisa memasak hahaa~#plakk

Bagaimanapun terimakasih :D

Dengan post ini, saya kukuhkan bulan ini sebagai bulan dengan postingan terbanyak dalam setengah tahunan ini. Setidaknya ini rekor pertama saya di 2012.

Bulan Mei, masih tersisa beberapa jam lagi. Setelah itu, habis sudah ia pergi dan aku harus menunggunya satu tahun lagi. Rasanya bak melihat sakura di acara Hanami, mudah sekali ia dirindukan. Meskipun dengan datangnya bulan Mei, berarti datang pula usiaku yang selanjutnya dan berkurang juga jumlah mereka. Tetapi tak apa, terkadang mendapati dirimu semakin tua itu menyenangkan.

Hei, untuk beberapa bulan kedepan, usia kita sama bukan?#ah abaikan.

Beberapa hari yang lalu aku nampak kehilangan gairah hidup, padahal kawanku sendiri bilang jika aku kelihatan begitu bersemangat kala menyongsong hari ulang tahunku kemarin. Kenapa ya? mungkin karena ya.. ini memang sepi, dan agaknya meleset dari apa yang aku harapkan. Meskipun demikian, inilah jadinya dan aku menysukuri bahwa di hariku kemarin aku masih bisa mendapati orang-orang yang kusayangi ada di sisiku. Tak ada perayaan atau semacamnya padahal biasanya itu bak sebentuk tradisi. Tapi sudahlah, bukankah aku sendiri yang bilang bahwa tepat di usia ini aku sudah bukan anak kecil lagi?

Tapi, dimasa pemulihan dari sakitku yang kemarin ini, aku rasa aku kembali menemukannya. Bagaimanapun, yah.. kepribadianku tak berubah, masih seperti yang dulu, masih seperti apa yang aku kenali. Jika dulu aku bisa sedemikian berapi api, aku hanya tinggal menyulut lagi apa yang kini redup. Cobaan, itu hadiah dari Tuhan bukan? Yang harus aku lakukan hanya sebatas besabar dan berusaha, ah, juga bersiap karena selepas ini pasti tiba giliranku!

Intinya, tepat di akhir my beloved month ini telah kutemukan kembali gairah hidupku. Asa yang kian redup itu kembali menyala. Mungkin benar aku kalah dalam beberapa sektor kali ini, tapi aku tetap berada pada prinsipku, bahwa setidaknya ada satu sisi, meski aku bisa kalian pecundangi di sisi lannya, aku masih punya satu sisi dimana aku bisa memecundangi kalian semua sepuas hatiku#plakk

Bienvenue mon 16, dan yaah..
selamat jalan Mei~ datang lagi ya..!
Aku selalu menunggumu, dan aku berharap jika nanti kau datang lagi ke hidupku, kau bisa dapati aku sudah berada lebih baik dengan banyak kemajuan. Soal apapun! Yosh!

Sosok yang sepatutnya aku percaya sebagai acuan hidupku hanya satu, maaf sungguh karena aku banyak melupa, bodoh sekali ah! Tapi mulai detik ini, aku tak ingin kehilangan arah lagi, aku berjanji untuk sedikit demi sedikit mulai memperbaiki segalanya, meski sialnya ada yang namanya godaan. Doakan saja aku! XD

(c) Hidekazu Himaruya


Full of wishes,
Yuanita WP

Wednesday, May 30, 2012

After the Last



Hati tak berkata lagi mata kian berkaca
Sesungguhnya, turut serta oleh kereta,
Apa maksudnya?

Sembunyikan sepi dalam nyala dadanya
Kobaran semangat hanya tinggal asa yang padam
Kala temaram menyinar sebongkah pusara
Terhujam dalam kelam nan legam
Tanpa ujar, tanpa suara

Aku terpaku dalam sunyi,
Masih berusaha menelisik makna kisah ini
Adakah amanat, atau petuah klasik bak dongeng malam hari
Tak tahu, selagi aku hanya fikirkan ini sendiri

Malam ini benderang tanpa unggun,
Pergi atau belum segala gundah, asa yang padam itu telah lenyap sepenuhnya
Tak ada sisa dimuka, hanya saja bekasnya dalam dada tak akan hilang selamanya
Sebelum keping raga ini juga serta

Misteri ialah kisah berisikan tanya tak tersahut
Tak tentu hitam, tak tentu kelabu
Namun, segala sahutan itu bisa kita dapati pada diri
Tanpa harus mengoarkan kesana kemari
Meski perlahan, itu pasti

Tak perlu bersusah mengukir nama dalam sejarah sebenarnya,
Karena kita punya sejarah kita sendiri sendiri
Yang mengukir nama kita tanpa diminta
Suatu ketika, sepi menyergap, lenyap
namun kita akan tetap temukan diri kita senyap
Dalam hati…


***


Pukul tiga pagi, ya.. sekitar segitulah kami akhirnya sampai pada tempat yang dituju. Malam itu langitnya betul cerah, sayang terlewat oleh saya sekelebat panorama Jogja dari atas ketika di jalan tadi. Lampu warna warni yang semarak bertebaran di sebidang tanah yang begitu luasnya itu, tersembunyi di balik tetebingan curam. Sayang sekali, padahal dua tahun lebih sudah saya rindukan itu. Tak hanya soal sekantung kristal warna-warni yang tumpah di bawah sana, namun juga sekantung lainnya, kristal bersinar perak yang sepertinya masa jenisnya terlalu rendah untuk tidak mengabaikan grafitasi, karena nyatanya mereka terbang, membuang jauh-jauh tetapan eksak yang membatasi angan, lalu seenaknya membentuk berbagai formasi di kanvas dongker seluas mata memandang diatas sana. Hal yang hanya tiba pada saat tertentu di wilayah tempat tinggal saya yang udaranya pekat polusi. Namun beribu sayang, suasana yang melingkupi rumah tempat ibu saya kembali dari rantaunya tersebut terlingkupi atmosfer yang kurang dapat disebut demikian. Segalanya sendu selama beberapa bulan terakhir.

Hari itu, Selasa, selepas memulai dini jam sekolah saya tepat pada pukul enam pagi, kami mengambil jam latihan Tari Saman untuk pementasan di hari Sabtunya, semata bukan hal yang mudah bagi seorang berlenggang kaku macam saya. Begitu rampung, berganti pakaian, bahkan sebelum sempat istirahat, guru Kimia sudah datang. Melanjutkan penderitaan bagi seorang eksak haters seperti saya sebelum secara sempurna berhasil segalanya dinetralisir jam istirahat. Bolos les di hari Sabtunya membuat separuh-separuh saya buta materi, beruntunglah Gurnya kali ini beliau, yang bisa memasukkan konsep kedalam otak saya yang aglutinin Eksak ini tanpa perlu menggumpal, mengkristal, atau menjejal sesak tak berguna. Jam eksak tanpa kantuk adalah hal yang amat jarang ditemui pada diri saya, terutama dalam atmosfer kelas nan sunyi yang seratus persen mendukung. Jika tak takut telak tertusuk sindiran guru atau ter-skak teguran, mungkin sekian persen dari kami sudah merebahkan kepala dan menyerahkan diri pada alam mimpi sejak tadi.

Pengelihatan saya bukan rusak, mungkin, tapi jarak yang terlalu jauh karena saya duduk di belakang mendorong niatan saya untuk berhenti menyuap bekal sembunyi-sembunyi dan hijrah ke tempat yang lebih layak untuk memandang ke monitor super canggih warisan dari masa ke masa bernamakan papan tulis itu. Begitu dapat tempat layak, saya pun mendudukan diri dengan nyaman. Sembari dengan setengah hati berusaha menikmati materi. Bertanya pada rekan satu perguruan les dengan saya soal materi kemarin lusa, dan mencernanya. Dalam tenang yang tak nyaman, suara ketukan pintu memecah lamunan. Seorang satpam sekolah kami, datang dengan secarik kertas dalam genggamnya, menemui guru kimia kami lalu membisikan sesuatu padanya. Entah kenapa firasat saya yang tak pernah lurus menembus nyata tiba-tiba tepat detik itu juga. Yang dipanggil, tak lain adalah saya sendiri.
Seketika batin saya tertohok tak percaya, dan ingatan akan kisah tragis nan klise yang jadi favorit dibawakan oleh Pak Parman, Pak Nisan dan kawan kawan semasa SMP, setiap ada acara renungan seketika menguasa pada fikiran saya.

“Di jam pelajaran, tiba-tiba satpam mengetuk pintu, meminta izin kepada guru di kelas untuk memulangkan kalian. Kalian di jemput oleh tukang ojek, di bawa ke rumah dengan alasan yang belum dijelaskan. Lalu di sepanjang jalan dekat rumah, kalian menemukan bendera kuning tersemat disana-sini. Dan sesampainya di rumah, orang tua kalian telah tiada.”

Klise memang, tapi bagaimanapun itulah kisah paling mengerikan bagi hanya individu-individu macam kami. Para murid yang tengah berjuang disekolah, untuk kelak mendapatkan senyum bangga dari orang tuanya, yang menanti sambut ramah mereka setibanya dirumah, yang menunggu tepukan bangga mereka pada setiap prestasi yang diraih, yang tak punya motivasi apapun lagi selain mereka, kedua sosok paling penting sepanjang masa, terkadang melebihi apapun lainnya.

Kawan lama saya sendiri, pernah mengalaminya. Dan beberapa hari yang lalu ia tulis pengalaman menyakitkan tersebut dalam sebuah post di blognya yang kebetulan saya baca. Antara dalam batin dan lisan saya tak henti bertanya, “se klise inikah takdir saya? Berhenti sampai sini? Lalu siapa lagi yang harus saya kukuhkan sebagai motivasi?”

Tapi diluar saya berusaha tenang, meski sejujurnya ketika itu benar panik luar biasa. Sampai kotak bekal yang tadi secara curang saya suap sembunyi-sembunyi pun hampir tak terbawa. Seperangkat buku kimia yang semula ada di pangkuan, tak saya masukkan ke dalam tas, cukup saya lipat semestinya, dan saya bawa. Koridor nan sepi menaungi pembicaraan singkat saya dengan si pak satpam tadi. Beliau yang bergelagat persis seperti dalam cerita guru semasa SMP saya tadi semakin menggali dalam liang curiga saya terhadap apa yang sebenarnya terjadi. Hingga konfirmasi seorang saudara jauh yang menjemput saya melegakan dahaga akan kejelasan takdir yang sedang berlangsung ini. Bukan orang tua saya memang, tapi beliau, ayah dari ibu saya sendiri yang meninggal dunia.

Di sepanjang jalan, saya merasakan perasaan yang bercampur aduk. Antara lega, sekaligus mencelos. Bagaimanapun, beliau bukan orang asing, Mbah saya sendiri. Dan meresapi apa yang kira-kira dirasakan ibu saya, membuat ketakutan itu kembali, membuat perasaan kehilangan itu menyelami jiwa saya kian dalam.

Sesampainya dirumah, tetangga, kerabat, banyak yang berkumpul. Mengelilingi ibuku yang tersedu sambil sesekali menenangkan. Namun apa daya, yaah.. jika sudah histeris beliau sulit dihentikan. Kehilangan sesuatu saja bukan prahara mudah, bagaimana dengan seseorang? Seseorang yang jelas merupakan perantara dari banyak hal yang Tuhan berikan padamu hingga kau menjadi dirimu yang seberuntung saat ini. Orang yang bagaimanapun, menghabiskan lebih dari setengah hidupnya yang kini tak lagi bersisa untuk berjuang demi kesinambungan nafasmu, ibumu, dan saudara-saudaramu. Jikalau bisa, tak ada seorangpun yang mungkin menghendaki perpisahan dengan orang yang disayangi, namun sebagaimana adanya, dunia ini tetap hitam putih. Segala hal yang berlawanan berdampingan dan saling melengkapi, menidak sempurnakan kesempurnaan dan menyempurnakan ketidak sempurnaan, dimana setiap ada hidup, pasti ada mati. Membuat sebuah kata meraja, menyamarkan setiap batas terang antara hitam dan putih, relatif.

Muram tak lagi dapat ditutupi baik di wajah beliau, maupun ayah saya dan semua orang yang ketika itu ada disana. Perjalanan sekian mil hanya ditembus dalam beberapa waktu, memetik segala resiko demi sampai cepat, hanya untuk mengecap sekilas atmosfer almarhum yang masih tersemat disana. Hanya demi mendedikasikan diri kepadanya untuk yang terakhir kalinya. Meskipun nyatanya yang berhasil kami temui sesampainya disana hanya tinggal urukan tanah basah bertabur mawar dimana pusaranya tertancap tegak.

Begitu turun dari mobil, tepat di halaman rumah, saya melihatnya. Bukan apa-apa. Sesuatu yang hanya lumrahnya terdapat di rumah seseorang yang baru meninggal. Seperangkat keranda. Bukankah itu yang dikatakan kendaraan terakhir kita? Sesuatu yang disatu sisi bak momok, atau bahkan malaikat yang mengingatkan kita untuk kembali, segera membasuh diri dari dosa yang kian pekat di tubuh ini. Tapi bagaimanapun, keranda itu bagi saya tetap momok. Dimana bukan hanya saat kembali kepada Tuhan, tapi lebih kepada sebuah upaya pemisahan, perenggutan seseorang dari sisi kita yang kemudian, setelah pergi diantar kendaraan itu, tak akan pernah kembali untuk yang kedua kali. Tidakpun untuk hanya melongok sesekali, karena tak akan pernah ada tiket lintas alam, setiap orang hanya punya satu. Aku sendiri berfikir, mungkin beberapa tahun yang lalu, ketika sosok kecil ibuku masih berlarian di sekitar rumah ini, benda hijau itu adalah kendaraan yang paling ia takuti untuk sampai di halamannya. Kendaraan yang seberapapun ia takuti tetap akan sampai disana pada waktunya.

Ah, nyatanya waktu tetap berjalan. Saya sendiri, sayangnya masih belum bisa menarik benang merah yang pasti dari persepsi saya sendiri. Selain tentunya, mendapati bahwa apa yang orang biasa katakan tentang hal ini memang benar adanya. Kematian, sesuatu yang pada dasarnya tak memiliki sebuah warna pasti, tapi kebanyakan menafsirkannya suram meskipun nyatanya tak tentu juga dia suram. Kematian, entah itu baik atau buruk, menyenangkan atau tidak, ambilah sesuatu yang anda yakini soal itu dari persepsi anda sendiri, tapi yang berhasil saya simpulkan sejauh ini, bukan soal baik atau buruknya, bagaimanapun kematian tetap soal perpisahan. Sesuatu yang pada dasarnya tak saya suka meski harus tetap ada.

Untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi, alam yang lebih hakiki, sama halnya dengan kenaikan level pada sebuah permainan, harus ada sesuatu yang dtundukkan. Dan soal kematian, apa yang sepatutnya ditundukkan adalah ego, ego bahwa semua yang berjalan di dunia ini tak bisa hanya berorientasi pada aturan kita. Juga ego soal apapun dan siapapun yang ada di dunia ini bukanlah milik kita, dan kita akan diharuskan meninggalkannya pada waktu yang telah ditentukan. Nyatanya, Tuhan telah mengatur segalanya, dan kita hanya memainkan peran dalam naskah indahnya. Seketika Tuhan katakan peran kita telah usai, maka turunlah dari panggung. Jika ingin turun dari panggung dengan terhormat, mainkanlah peranmu dengan sebaik yang kau bisa, maka setiap orang akan mengenangmu. Perpisahan secara konkrit memang tak dapat dipungkiri namun soal batin yang menyatu, itu akan menjadi lebih dari sekedar kenangan.

Soal peristiwa yang saya saksikan ini, saya fikir kematian adalah hal yang pasti. Tak ada undo tak ada tawar-menawar lagi. Dan bagi kita yang masih tersisa di level dunia ini hidup tetap bergulir cepat dan kejam seperti biasanya, tak perduli siapa yang hilang dari keseharian kita. Mereka yang telah pergi hanya akan jadi bagian dari kisah yang terkenang. Tapi, ya.. kita tahu pasti bahwa adanya tetap akan kekal di hati, hingga nantinya hati itu yang melebur sendiri ketika waktunya sampai.








In A part of Life,
Yuanita WP



2012

Monday, May 28, 2012

Titik Balik


Hari ini terlalu mengejutkan. Haha, sungguh. Tapi, yaah.. sebagai senjata sepertinya aku jauh lebih mengedepankan implisitisme, demi tiadanya pihak yang terluka. Karena yah, itulah... sandi ter-rumit yang pernah ada, implisitisme tak pernah bisa dibaca maknanya, sekalipun ada selarik dua larik makna yang dapat kau telisik di dalamnya, dari mana kau tau itulah nyatanya? Karena implisitisme memiliki suara yang hanya bisa terbaca oleh sang penulis, kertas dan penanya, juga tentunya Yang kuasa mengetahui setiap hal diatas sana.

Dunia ini gelap dan terang, sejauh yang aku ketahui dan percaya sampai detik ini. Semua hal diciptakan berlawanan secara berpasangan, dimana diantara kedua antonim itu, terdapat garis samar yang berkedokkan kata 'relatif'. Kufikir, itulah mengapa sering kali hidup diumpamakan sebagai roda. Padahal dalam nyatanya, mana ada roda dengan hanya dua sisi keliling. Dalam sebuah roda, jelas terdapat atas dan bawah, namun soal samping, serong? itulah relatif.

Kita sering kali memijak pada kata relatif tanpa disadari, bergeser dari posisi semestinya, lalu bergeser kembali ke posisi semula dengan hanya tenang dalam sunyi. Itu hanyalah serangkaian riak-riak kecil. Yang pahit bukan berada disana, karena jika hanya sedikit pahit itu tak akan ketara. Yang jadi prahara adalah ketika ombak-ombak raksasa yang diutus takdir tiba kemudian menggulingkan eksistensi kita. Membawa kita secara dramatis melambung menuju surga atau tenggelam di dasar atlantik dalam waktu yang lama. Atas, dan bawah. Lagi-lagi roda itu bergulir, tak henti mengancam. Karena tak akan ada jaminan kau akan berada pada posisi yang sama selamanya.

Namun agaknya aku kehilangan sensasi itu. Sensasi soal bertahan, terjun, dan melambung. Segalanya kini nampak redup. Ah, rupanya aku benar tersesat. Aku bagaimanapun kini berada di tempat yang bukanlah untukku, dan dipaksa bernafas dengan komposisi zat gas yang berbeda. Dan koposisi asing itu membuat bertubi-tubi tebing nampak melandai dimataku, ombak meriak, gunung membukit. Simpangannya begitu jarang kutemui, jika begini entah bagaimana aku bisa menemukan jalan untuk kembali ke tempatku. Sekali-sekali, kutemukan persimpangan itu namun orang lain telah lebih beruntung memijakinya terlebih dulu. Aku masih terus tersesat di jalan yang tak berliku ini, karena ketika aku tahu hanya ada satu arah yang kini kupunya untuk dituju, aku tak tahu kemana arah itu akan membawaku. Tak akan pernah tahu selama kata 'relatif' masih belum kuasa memuntahkanku dari lambungnya. Aku tenggelam, terlumat.

Tinggal menunggu, karena jalan yang menurun pasti akan naik suatu waktu. Aku masih berharap, menunggu saat dimana pada akhirnya aku menemukan titik balik itu sambil mencoba bertahan. Berharap namaku tak tergerus masa, berharap anganku bukan hanya sisa, berharap pada suatu ketika, akan ada saat dimana aku melihat kepayahan ini sebagai titik balik perjuanganku. Mengenangnya dalam bentuk kisah yang tersemat di serangkaian namaku. Semoga, ya Tuhan.

(c) Hidekazu Himaruya



Struggling,
Mei, 28th 2012


Yuanita WP

Friday, May 25, 2012

Analisis Biografi Tokoh


Salut mon ami~
Lama ya saya nggak posting papperwork lagi, padahal kemaren kemaren, tiap ada tugas karya tulis begitu pasti langsung saya post. Yaa.. kan lumnayan, buat dokumentasi sekaligus share info disini, lagipula siapatau gara-gara begitu yang nyasar kesini jadi makin banyak hehe#plakk

Oke, mulai saja. Ini analisis biografi tokoh, sebenernya kata Guru Bahasa Indonesia saya sih bebas tokohnya siapa, tapi diutamakan tokoh Indonesia. Akhirnya, tanpa fikir panjang pilihan saya pun jatuh pada dua tokoh favo saya ini~

selamat menikmati, semoga berguna!


Analisis Biografi Tokoh

Oleh Yuanita WP (XI.CI.1)


Ir. Soekarno

Siapa pula, penghuni negeri ini yang tak kenal nama ini, mereka yang bukan warga negara Indonesia, yang tinggal di luar negeri, dan tak punya latar belakang apapun yang terlibat baik secara langsung maupun tidak dengan Indonesia bahkan banyak yang mengidolakan beliau. Akrab disapa Bung Karno, Presiden pertama negara kita ini lahir di Blitar, 6 Juni 1901. Ia bukan seorang Jawa seperti yang dulunya saya ketahui. Namun betul, beliau lahir dan besar di ranah Jawa, hanya saja, Ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai adalah seorang Bali, sedangkan ayahnya yakni Raden Soekemi Sosrodihardjo adalah orang Jawa.

Nama lahir seorang Soekarno sebenarnya bukanlah Soekarno. Sewaktu lahir, orang tuanya memberinya nama Kusno. Namun kemudian diganti karena diasumsikan oleh banyak orang kala itu, Kusno kecil sering jatuh sakit karena tidak cocok dengan namanya. Ajaibnya, setelah namanya berubah menjadi Soekarno, penyakit-penyakit itu pun tak pernah didapati kambuh lagi. Sewaktu kecil, Soekarno tinggal dengan kakeknya di Tulungagung. Ketika berusia 14 tahun seorang kawan bapaknya yang bernama Haji Oemar Said Tjokroaminoto mengajaknya tinggal di Surabaya dan menyekolahkannya di Hoogere Burger School (HBS). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada 25 Mei 1926. 
Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.

Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Moh Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.

Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Pemerintah menganugerahkannya sebagai "Pahlawan Proklamasi".

Semasa hidupnya, Soekarno bukan hanya dikenal sebagai seorang pemimpin yang hebat, kharismatik, dan dicintai rakyat. Dibalik sosoknya yang berwibawa tinggi, Soekarno tak pernah terlihat menutupi apapun dari dirinya. Semua hal tentang dirinya, secara jujur dan transparan beliau beberkan kepada rakyatnya. Seperti misalnya, Soekarno tak hanya beristerikan seorang saja, beliau bahkan terhitung sempat memperisteri sembilan orang wanita semasa hidupnya. Dan itu adalah kenyataan, bagian dari kisah hidupnya yang samasekali tak beliau tutup-tutupi dari publik. Hebatnya semua itu samasekali tak mengurangi profesionalitasnya sebagai seorang pemimpin negeri. Dewasa ini, jarang sekali bukan kita menemukan sosok seperti Soekarno di jajaran kursi pemerintahan kita? Sosok yang samasekali tak berusaha menciptakan jarak antara pemimpin dan yang dipimpin.

Ada yang mengatakan jikalau pemimpin seideal Soekarno belumlah tentu kita temui kedua kalinya dalam kurun seratus tahun. Sebegitu istemwanyalah orang tersebut menggambarkan sosok Soekarno lewat kekagumannya. Soekarno memang berlatar-belakangkan pengetahuan politik yang luas karena ia memang banyak bergaul di lingkup tersebut semenjak tinggal dengan HOS. Tjokroaminoto. Bahkan jika kita ingat Musso, salah satu pemimpin pemberontakan PKI, dia juga dulunya adalah sahabat Soekarno. Tetapi yang memantaskan dirinya menjadi seorang presiden pertama bukan hanya itu saja. Dibalik gaya bicaranya yang menawan, pengetahuannya yang tinggi dan kecintaannya yang dalam terhadap negeri ini dan seluruh isinya, kreatifitasnya dan kecintaannya terhadap seni juga menjadikan dia berbeda dari pemimpin-pemimpin lainnya.

Sayangnya, setelah turun dari takhta kepresidenan, beliau langsung seperti dihakimi oleh penguasa barunya. Orang yang pernah menyuarakan kata merdeka bagi bangsa kita ini dibiarkan melemah, mengalah oleh raganya. Beliau dipenjarakan di wismanya, dimana kapasitasnya sungguh tak cocok bagi orang sekredibel dirinya. Bahkan untuk sekedar memeriksakan diri keluar negeri pun Beliau tidak diizinkan. Akhirnya, beliau pun wafat pada hari Minggu, 21 Juni 1970 di RSPAD lalu kemudian disemayamkan di Wisma Yaso dan dikebumikan di Blitar.



Hal-Hal yang Bisa Diteladani dari Seorang Soekarno

1.      Soekarno bukan anak yang lahir di keluarga yang berada, namun beliau berhasil membuktikan bahwa beliau dapat menduduki posisi tertinggi di Negara ini.
2.      Nasionalisme yang dimiliki Soekarno adalah nasionalisme murni yang mendalam. beliau pernah menyatakan bahwa bahkan dibanding keluarganya beliau lebih memilih urusan Negara. Itulah yang membuatnya bisa mengerti betul seluk beluk negeri ini.
3.      Beliau dikenal ramah dan bisa menjadi sahabat baik bagi banyak pemimpin dunia yang berlatar belakangkan budaya yang berbeda. Itulah mengapa beliau memiliki koneksi yang sangat luas pada masa pemerintahannya.
4.      Soekarno bukan orang yang condong membela ke satu kubu, tetapi beliau melihat bagaimana berbagai kubu yang berbeda-beda itu bisa disandingkan dengan damai.
5.      Bagi seorang pemimpin, sangat penting untuk mengerti betul tentang siapa yang dipimpin, dan Soekarno tahu betul soal itu. Beliau tak meninggikan dirinya, beliau tak mencirikan dirinya sebagai seseorang dari suatu golongan yang lebih tinggi dari rakyat, tapi beliau melihat dirinya sebagai bagian dari rakyat yang menerima mandat untuk memimpin mereka. Itulah mengapa beliau tak pernah berusaha menciptakan jarak antara rakyat dan dirinya.
6.      Sikapnya terbuka kepada yang dipimpinnya. Seluk beluk dirinya tak sedikitpun ia sembunyikan. Itulah yang membuatnya dikenal baik dan dipercaya oleh rakyat.
7.      Beliau tak mudah menyerah. Tujuannya, yang untuk memerdekakan Indonesia tak pernah beliau urungkan meski berkali-kali sudah Soekarno mengecap bui hingga pengasingan.


 Tokoh yang memiliki kemiripan dengan Ir. Soekarno

Abraham Lincoln

"Tak pernah sekali pun saya berusaha untuk dikenang dunia, hidupku ini kubaktikan pada peristiwa-peristiwa di sekitar, bagi generasi dan jamanku, semata-mata agar diriku terjalin dengan sesuatu yang penting bagi sesamaku". [ english ]

Itulah kata-kata Abraham Lincoln saat ia berusia 32 tahun. Kekecewaan yang datang beruntun membawanya ke suatu titik dimana ia ingin mengakhiri hidupnya. Lincoln menulis kata-kata di atas saat ia memutuskan untuk memulai lembaran baru dalam hidupnya. Di kemudian hari, ia menjadi salah satu Presiden Amerika yang paling dikenal dan dicintai masyarakat. Namanya terkenal ke seluruh dunia sebagai seorang yang mengakhiri Perbudakan di Amerika.


Lincoln lahir di Kentucky, AS, di mana ayahnya bekerja sebagai tukang kayu. Ia telah kehilangan ibunya sejak usia dini, kemudian ayahnya menikah lagi. Namun Lincoln dan saudara perempuannya sangat mencintai ibu tirinya itu.

Lincoln cilik tumbuh menjadi pemuda jangkung dan tegap. Pakaiannya selalu tak pernah tampak pas. Lengan bajunya selalu terasa pendek dan celananya selalu menggantung diatas mata kaki. Bila diamati, sepertinya ia tak pantas menjadi orang besar di kemudian hari, yang ternyata terwujud.

Pertama kali Lincoln menyaksikan Perbudakan, adalah ketika ia menyewa kapal angkut untuk membawa muatan menuju New Orleans di tahun 1828. Kemudian, ketika ia mengunjungi kota itu untuk ke dua kalinya, ia berjanji kepada dirinya sendiri bahwa ia harus menghapus praktik perbudakan ini.

Lincoln tidak mengikuti pendidikan seperti pada umumnya, namun ia giat belajar membaca dan menulis sampai berhasil menjadi seorang pengacara. Meskipun kadang-kadang dia dianggap sebagai seorang ‘homo’ oleh para tetangga karena tingkah dan cara berpakaiannya, namun ia cukup supel kepada warga sekitar. Ini semata-mata karena ia memiliki rasa humor yang menonjol dan selalu membuat orang lain gembira. Cinta pertamanya jatuh pada seorang wanita bernama Anne Rutledge, anak tetangga pemilik losmen di mana ia tinggal. Ayah Anne-lah yang menyarankan agar Lincoln terjun ke dunia politik.

Di awal karir, Lincoln terpilih menjadi anggota DPRD untuk wilayah Illinois pada tahun 1834. Kemudian terpilih kembali pada tahun 1838 dan tahun 1840. Ketika itu, ia bertemu seorang bernama Stephen Douglas, yang kemudian menjadi saingan baik dalam soal cinta maupun urusan politik. Mary Todd, perempuan yang mereka perebutkan, berasal dari Kentucky, lebih memilih Lincoln sebagai suami, namun pernikahn mereka tidak bahagia. Pada tahun 1842, setelah setahun pernikahan mereka, Lincoln membuka biro hukum dengan seorang teman bernama William H. Herndon. Persahabatan kedua orang ini ternyata terus bertahan hingga akhir hayat Lincoln. Di kemudian hari, Herndon-lah yang menulis biografi Abraham Lincoln.

Pada tahun 1846, Lincoln terpilih menjadi anggota Kongres. Namun keanggotaannya tidak diperpanjang karena ia mengusulkan undang-undang untuk meng-akhiri perbudakan di distrik Columbia. Karena kecewa, ia kembali mengaktifkan biro hukumnya. Ia menghentikan kegiatan politiknya untuk beberapa waktu, namun kemudian ia lebih dikenal oleh masyarakat sebagai pengacara yang jujur.

Nyatanya, Lincoln tak bisa berhenti terlalu lama dari dunia politik. Pada tahun 1854, isu perbudakan membuatnya terjun kembali ke dunia politik. Taampaknya ia harus bersaing dengan Stephen Douglas, yang mencoba menundukkan wilayah Selatan Amerika yang mendukung perbudakan, sementara wilayah Utara menentangnya. Lincoln tak menyangka bahwa setengah dari negeri ini mempertahankan praktek perbudakan ketika separuh saudara sebangsanya menentang. Ia berfikir, tak mungkin bangsanya terdiri dari separuh budak separuh bukan. Bagaimanapun, ternyata Lincoln terpukul pada putaran pertama melawan Douglas, dalam memperebutkan kursi Senat AS.

Meski kali ini ia kalah, pada bulan Mei 1860, Lincoln terpilih sebagai calon presiden dari Partai Republik. Sementara itu, Partai Demokrat menyerangnya habis-habisan, dan mereka menyebutnya sebagai 'pengacara kacangan', 'tak becus berbahasa Inggris' dan sebagainya. Namun akhirnya, ia ternyata terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Empat hari setelah ia menjadi Presiden, negara bagian Selatan itu keluar dari Federasi Amerika Serikat. Negara-negara Selatan itu kemudian membentuk sebuah Konfederasi sendiri. Lincoln merasa sedih karenanya, dan berusaha mengupayakan diakhirinya pemisahan tersebut. Tetapi, konflik antara Utara dan Selatan itu malah semakin memuncak dan menjadi Perang Sipil. Lincoln terus berusaha menghentikan konflik tersebut sekuat tenaga meskipun tak berhasil.

Untuk memahami latar belakang politik terjadinya Perang Sipil Amerika, perlu dijelaskan bagaimana asal mula Amerika terbentuk. Pada abad ke 17, para pendatang
dari Inggris, Perancis, Spanyol, Belanda dan Jerman dating ke Amerika Utara, yang mereka anggap sebagai negeri tak berpenghuni yang baru mereka temukan. Mereka datang demi mencari kemakmuran, mendapatkan kebebasan beragama, serta untuk memperluas kekuasaan negeri asal mereka dan membangun imperium baru. Kerajaan Inggris kemudian menerapkan Undang-Undangnya di situ, sehingga negeri yang baru itu mereka sebut sebagai New England. Seusai perang kemerdekaan Amerika, wilayah-wilayah bebas itu kemudian membentuk federasi yang kemudian mereka sebut Amerika Serikat. Masing-masing Federasi baru ini sepakat untuk tetap mengurusi pemerintahannya sendiri-sendiri, meskipun mereka juga harus mengurusi kepentingan bersama. Karena, hal-hal seperti Pertahanan tetap menjadi urusan bersama.

Bagian selatan Amerika yang bergabung dalam federasi, mengembangkan pertaniannya yang bergantung pada tenaga perbudakan. Bagian utara lebih banyak bergantung pada perdagangan dan industri, meskipun tetap menganggap penting pertanian. Karena itu tak ada perbudakan di utara. Sementara, soal perbudakan menjadi isu panas bagi wilayah yang baru bergabung ke dalam Perserikatan, sedangkan rakyat di negara-negara bagian ini belum betul-betul siap dengan soal perbudakan itu. Sementara undang-undang Amerika menyatakan semua manusia sama-sama berhak atas 'kehidupan dan kebebasan untuk memperoleh kebahagiaan', namun juga melindungi hak milik pribadi. Budak adalah milik pribadi. Pendapat bahwa budak merupakan milik pribadi sangat bertentangan dengan pendapat lain bahwa para budak adalah menusia yang juga memiliki hak atas kemerdekaannya. Inilah yang menjadi dasar persoalan bagi orang-orang di seluruh wilayah AS itu.

Sebenarnya banyak segi yang bisa dilihat dari isu ini. Pertama, apakah memperbudak manusia juga adalah sebuah hak? Saat ini, perbudakan sudah tidak dibenarkan di banyak negeri lain di seluruh dunia. Semua orang setuju bahwa jelas tidak dibenarkan mengekang kebebasan orang lain. Namun orang-orang Selatan telah mengeluarkan banyak uang untuk membeli budak-budak. Kehidupan social, ekonomi, dan politik mereka berjalan di atas dasar kepemilikan budak-budak. Jadi, sesungguhnya tak sulit memahami betapa pentingnya praktik perbudakan bagi mereka.

Ada pula sisi politisnya dalam problem kepemilikan budak bagi negeri-negeri Selatan. Bagaimana menjalankan sebuah 'Union States' bila beberapa wilayah terdiri dari 'orang-bebas' sementara lainnya adalah 'budak'? Meski, memang ini yang diinginkan pesaing Lincoln, Douglas. Jelas negeri-negeri Selatan khawatir bila semakin banyak wilayah Federasi yang 'jadi-bebas', maka perbudakan akan jadi benar-benar dihapuskan. Mereka pikir bila ini terjadi, mereka akan bangkrut, baik secara sosial maupun politik. Jalan satu-satunya mungkin harus membentuk dua federal yang terpisah. Tetapi ini pun ternyata tak mungkin.

Segera setelah Lincoln terpilih sebagai Presiden, wilayah Selatan mundur dari federasi. Pada 12 April 1861, wilayah Selatan menyerang wilayah Utara di kota Fort Sunter. Perang Sipil atau 'Perang antara negara-negara bagian federasi' telah dimulai.

Ada perbedaan-perbedaan yang besar antara Utara dan Selatan. Di wilayah Utara lebih banyak populasi kulit putihnya. Mereka lebih maju dalam bidang produksi barang sementara Selatan lebih baik dalam pertanian. Dalam banyak hal, Utara melebihi Selatan, meski militer wilayah Selatan amat terampil, nyatanya perang lebih banyak terjadi di Selatan. Meski mereka lebih baik dalam hal bertempur. Peperangan tidak mudah mereka menangkan. Seperti kita ketahui, setelah beberapa penyerangan, wilayah Utara memenangkan peperangan. Ketika perang berlangsung, Lincoln, tetap mendesak diadakannya pemilihan lagi di akhir masa ia menjabat sebagai Presiden, dan ternyata ia terpilih kembali untuk periode berikutnya.

Pada bulan November 1863, dalam pertempuran Gettysburg, Lincoln menyampaikan pidato, yang dikenang sepanjang sejarah. Ia mengatakan “…lahir sebuah bangsa baru, yang didirikan berdasarkan kebebasan yang menjunjung tinggi pengakuan bahwa semua manusia diciptakan sederajat.” Kata-kata Lincoln di Gettysburg ini memberi dua prinsip kebebasan dan kesamaan – yang menjadi dasar didirikannya negara Amerika.

Lincoln meninggal dengan cara yang tak disangka-sangka. Saat sedang menyaksikan teater bersama istrinya, ia ditembak oleh seorang bernama John Wilkes Booth. Kematian menjemputnya tatkala perdamaian telah sampai bagi Amerika. Mungkin itu merupakan puncak peristiwa yang harus terjadi sebagai tumbal berakhirnya perbudakan di Amerika. Setelah kematiannya, Lincoln dikenal sebagai orang besar, dan cita-cita yang telah ditegakkannya terus dipertahankan oleh seluruh warga Amerika.


Kemiripan Abraham Lincoln dengan Ir. Soekarno

            Selain sama-sama pernah menjabat menjadi Presiden, Soekarno dan Lincoln juga memiliki banyak kesamaan visi yang menjadikan mereka sebagai pemimpin yang sukses memimpin rakyatnya. Apabila pada masanya Soekarno menghadapi penjajahan, Lincoln justru menghadapi perbudakan yang kala itu marak di Amerika Selatan. Sejak kecil Lincoln tak pernah menyukainya sehingga muncul tekad dalam hatinya untuk menghapuskan hal itu suatu saat nanti. Soekarno dan Lincoln juga terbukti memiliki gaya bicara yang sama kharismatiknya. Namun jika Soekarno kerap menggunakannya untuk berpidato menggugah semangat juang rakyatnya, Lincoln menggunakannya untuk membela orang yang tak bersalah di pengadilan, karena beliau memang seorang pengacara.

            Sikap gigih Soekarno yang meski berkali-kali diasingkan dan dijebloskan ke penjara, juga dimiliki oleh Lincoln. Dalam perjuangannya meraih kekuasaan menjadi seorang pemimpin agar bisa berbuat banyak dalam penghapusan perbudakan di negaranya, Lincoln selalu jatuh bangun. Tak terhitung berapa kali beliau mengalami kegagalan, namun beliau tetap bangkit dan berjalan dalam tujuannya meski badai sekalipun berdiri didepan dan menghadangnya.

            Yang terakhir, Soekarno dan Lincoln sama sama merupakan seorang pemimpin yang berhasil memimpin rakyatnya dengan hati. Mereka adalah sosok pemimpin yang dicintai rakyatnya, yang menganggap dirinya bagian dari rakyat, bukan lapisan yang lebih tinggi di atas rakyat.




Refleksi seorang Ir. Soekarno dalam diri saya

Jika berbicara soal Ir. Soekarno, terlalu banyak yang saya kagumi dari diri beliau. Tetapi, ada beberapa yang memang sangat mendasar diantaranya. Saat ini, mungkin angin kemerdekaan sudah dapat kita rasakan hembusannya secara cuma-cuma, hanya saja dalam beberapa sisi kemerdekaan kita belum utuh. Terlebih lagi dalam menghadapi nilai moral murni bangsa kita yang sudah mulai ditinggalkan akhir-akhir ini. Dewasa ini nasionalisme bangsa kita terutama kaum muda semakin minim. Keadaan pemerintahan Negara kita juga kacau dan sistem pendidikannya masih jauh dari kata efektif.

Melihat semua masalah itu, saya menyadari jika kita belum sepenuhnya merdeka. Sebagaimana Ir. Soekarno, ingin sekali suatu saat saya setidaknya bisa melakukan hal kecil yang bisa membawa bangsa kita melangkah satu kali lebih maju menuju kemerdekaan yang utuh. Saya sebagai bagian dari bangsa ini merasa prihatin menyaksikan bagaimana nilai-nilai dan nasionalisme bangsa kita mulai digerogoti westernisasi. Tetapi saya percaya, jika berpuluh bahkan beratus tahun lalu kita sanggup melewati berbagai masalah, persoalan, bahkan keretakan-keretakan yang menerpa kita, kita masih bisa membangun nasionalisme kita sekali lagi, menghadapi perang tak kasat mata di era ini dan memenangkannya sekali lagi.

Setiap dari diri kita adalah pemimpin, tetapi jikalau suatu saat demi mewujudkan apa yang saya cita-citakan saya diharuskan untuk memimpin, saya akan mencontoh kepemimpinan beliau. Kepemimpinan paling berpengaruh, system paling hebat, yang tak menimbulkan kerusuhan, kekerasan, perpecahaan, apalagi pengkhianatan. Saya ingin menjadi pemimpin yang dekat dengan yang dipimpin, yang mengenal jauh tentang yang dipimpin, dan yang dicintai yang dipimpinnya sebagaimana beliau.


***

Saturday, May 19, 2012

16th Waltz

Pernah di suatu ketika
Aku menerka
akankah segera tiba luka, juga neraka
atau hanya dangkalku salah menerka
jikalau nyatanya kau bawakan aku penawar segala duka



Oh, sial. Ini enambelas, angka enam. Angka yang entah kenapa aku rasa memiliki hubungan yang cukup erat dengan diriku sendiri. Enambelas yang kukira harusnya istimewa seperti apa yang pernah aku utarakan sebelumnya, tapi ternyata tak ubahnya dengan yang lainnya, bahkan sedikit lebih sepi. Entahlah.. harusnya aku memang tak terlalu mengharap, tapi selalu saja ada sesuatu yang memacu hatiku untuk tak pernah urung berharap ketika aku mengingat soal hari ini, tanggal ini. Dan aku tak bisa mendakwa dirinya karena aku memang tak mengenali sedikitpun tanda, ia lolos tanpa sisa, kabur tanpa cela.

Bulan Mei, bulan yang rasanya amat sangat lama sekali datangnya kala aku menunggunya di Januari. Baru kemarin seingatku, kita semua merayakan tahun baru, atau kami, yaah acara ramai itu. haha..
Tapi beberapa minggu lalu, bulan itu lantas begitu saja meniban dimensi waktu yang kupijaki. Membuat mau tak mau aku dan segalanya berorientasi pada periode 31 hari yang baru, yang memiliki satu hari peringatan, tak istimewa sih, hanya soal diriku tetapi yaah..

Mei, 20th 2012

yang seharusnya jadi peringatan ke enambelas tahunnya aku menghirup oksigen bumi.

Sebenarnya, tak ada yang salah. Toh tanggal itu samasekali tak dihapuskan dari kalender dan masih tertera dengan sangat jelas disana, ttapi.. lihatlah apa yang aku punya saat ini, 7 jam menjelang detik itu tiba.

1. Keluargaku yang sibuk sendiri dengan urusannya masing-masing
2. Laptop, modem, buku gambar -sedikit hiburan-
3. Tanpa event khusus
4. Kucing-kucingku yang tidur pulas
5. Televisi yang bicara sendiri
6. Tenggorokan yang kering
7. Tugas yang belum selesai
8. Jadwal Ulangan Harian Matematika, praktek tari saman
9. PR FISIKA DAN KIMIA

SHIT!

Jadi apa istimewanya? Ah rasanya aku ingin menyembunyikan tanggal besok dari kalender, dan memunculkannya ketika segalanya istimewa. Mungkin aku egois, aku tahu aku bukan lagi anak TK yang pada lumrahnya meminta pesta ulang tahun yang meriah pada orang tuanya. Lagipula siapa pula yang meminta pesta? cukup beri aku sesuatu yang bisa mencirikan bahwa besok adalah hari yang berbeda dari biasanya itu saja. Mau menyuruh kucingku menyanyi untukku, atau apa terserah.

Tapi itu bodoh namanya, menyembunyikan tanggal besok dari kalender adalah hal terbodoh yang pernah kudengar dari fikiranku sendiri. Manabisa? Lagipula, bagaimanapun aku tak setuju soal hal sepi ini, tanggal dua puluh Mei besok akan tetap tiba pada waktunya, atau akan lebih cepat ketika aku tetap berfikiran bodoh macam ini. 

Tahun ini berbeda, karena ini adalah kali pertamanya aku merasa tua. Seperti halnya di akun fb-ku, ketika aku berkenalan dengan seorang Otaku, yah mereka yang berhobi sama denganku seputar anime dan manga, aku tanya usia mereka, rata-rata tiga belas, empat belas, oh man, aku terlalu tua. Selain itu usia ini adalah usia yang menaungi tahun keduaku di SMA, hanya tinggal menghabiskan tahun ini, lalu menunggu sampai beberapa bulan didepannya maka aku akan lulus. Itu berarti ini satu-satunya kesempatanku untuk bersenang-senang tapi apa nyatanya? Dilihat dari sudut pandang manapun kondisiku sama, merana karena tak bisa bersua dengan IPS dan sedang dalam kondisi kehilangan feel pada first love#plakk
Oke, baik yang pertama ataupun yang kedua, itu samasekali tak ada bedanya, sama sama mengenaskan. yah.. sama sama benar-benar menjauhkan diriku sejauh-jauhnya dari kemungkinan bahagia.

Padahal, aku benar-benar bersyukur masih diberikan Tuhan kesempatan untuk hidup sampai detik ini, menggaje, berkarya dan menikmati dunia. Aku juga amat sangat bersyukur karena di tahun keramat ini, 2012, langit masih cerah, angin masih sejuk, Jakarta masih macet, dan Indonesia masih damai dengan kerusuhan-kerusuhan kecil disana-sini yang tak pernah menyepi*apanyayangdamai?!* Setaidaknya kita tak dijajah lagi man!


Suatu ketika, kau jemput aku dengan kencana
lagi sore menyambut senja
musik waltz mengalun
kala kita berkeliling memandang seputaran istana
malam menjelang, rembulan datang
musik waltz kian tegas menyuarakan eksistensinya
dibawah sorot malu cahaya bulan
aku melihat wajahmu
maka terhapus segala lukaku
menguaplah kecewaku




Aah.. Andai kata bulan menyinar konsisten,
namun tidak
Ia pergi dan selepasnya pun tak lagi kudapati dirimu
sekedar bayangkah ini? sebatas imajinasikah ini?
Angin yang berhembus tak cukup memberiku arti
makna dari kisah yang tak terkuak disini




Esok hari, bulan berganti matahari
menyilaukan bagimu yang hanya muncul dalam kelam di malam hari
aku tak minta, hanya bicaralah
ujarkan beberapa untai kata
demi menegaskan makna
sebuah makna.






membeku, biru, dalam alunan musik waltz
meremas kian erat yang dingin
melumat kian kuat yang lemah

Wednesday, May 16, 2012

Anak IPA, BANGGA?!

Oh yeah ini tanggal 16 Mei, hanya 86 jam menuju Hari Ultah saya dan saya samasekali masih jauh dari rasa bahagia. Padahal, sebagaimana di post saya yang Welcomemei tempo hari, saya begitu menunggu momen berkurangnya umur saya ini, kenapa? karena tahun ini angkanya menginjak 16 tahun. Saya hanya merasa jikalau harusnya itu sedikit lebih istimewa dari yang lain...

#backsound: It's all about you Pearl, the girl who have birthday~


GUE BUKAN PEARL, ENAK AJA LU!#bubar


Oke, mungkin saya memang sedang tak ubahnya seorang Pearl, bedanya ia memang gundah karena Bapaknya si Tuan Crab itu terlalu koret buat bikinin dia pesta yang wah, padahal mereka kan kaya. Hmm.. yah, yang saya dengar kalo di barat, terutama Amerika emang gitu ya, jadi di usia segini mereka justru kebut-kebutan nimbun popularitas, dan being the kece-est among others. Ada sedikit aja cacat mereka yang ketauan sama temen populernya mereka bakal dibuang jauh-jauh dari peradaban orang populer. Dan itu berarti selamat datang di dunia pecundang. kejam =_=

Tapi bukan itu yang membuat saya pribadi tak bahagia akhir-akhir ini. Entah kenapa kayaknya ada aja gitu yang ngganggu momen manis saya#apadah. Dari berantem sama guru fisika gara gara saya dikasih peer empat nomer cuma ngerjain satu nomer, sampe di PEHAPE-in liburan, dan tentunya peer yang sekian banyak saya biarkan mengonggok di sudut kesadaran saya. Jadi intinya, hampir tak saya pedulikan. Lagi-lagi semua ini berakar pada sebuah masalah, masalah perjodohan yang tak sejalan dengan hati, masalah cinta yang terlarang, masalah takdir yang terikat, masalah nasib yang tak memihak.

Jadi gini, saya mencintai seorang pria tampan, baik, nan rendah hati sejak kelas 3 SD.
Saya sering menemukannya dengan rambut cokelat hitamnya, juga kemeja kotak-kotak dan celana panjangnya sedang menunggangi sepeda. Masa-masa indah kami terasa mengalir dengan debit yang begitu cepat, namun meninggalkan begitu banyak kenangan dari setiap jengkal waktu yang kami lalui bersama. Saya tumbuh bersama lelaki itu, mengenalnya dengan senang hati, dan mungkin memang karena Tuhan sudah takdirkan jika suatu ketika kami akan saling mencintai, saya benar-benar mencintainya. Saya dengan tanpa pernah terpaksa selalu mencoba mengerti dirinya, yang ternyata begitu seru untuk dimengerti. Pribadinya berwawasan, menyukai banyak hal, memiliki banyak labirin berliku, namun saya begitu menikmati bagaimana saya terlarut dalam permainan labirinnya. Tersesat dalam dirinya dan terbuai dengan kemahirannya mendongeng, menceritakan kisah dari berbagai masa yang tak pernah gagal membuat saya terpana dengan mulut menganga. Ia menerima saya apa adanya, tanpa mempermasalahkan dimana baik dan buruknya individu abal nan bobrok yang tergila-gila padanya ini. Tetap menemani dan menjelaskan pada saya dengan segenap kesabaran dan ketulusan ketika saya dituntut mengerti bagian dari pemikirannya yang disesaki perhitungan angka. Hingga akhirnya saya berhasil mengerti meski masih butuh sedikit usaha. Ia membuat saya mendalami dunia lewat konteks yang cukup berbeda dari sebelumnya. Ia mengajari saya untuk melihat dunia secara realistis, menyadari betapa seharusnya kita bersyukur atas apa yang kita dapati detik ini tanpa mengada-ada soal apapun yang tak terlihat, apalagi pakai sok tahu dan menghitungnya. Dia mengatakan pada saya bahwa tak semua satuan di dunia ini bisa dipastikan dengan angka. Para arkeolog pun sesungguhnya hanya gemar mengira-ngira, karena sesungguhnya tak ada angka yang bisa menentukan standar pasti soal hidup ini. Mengajak saya untuk mensyukuri pernah terlahir dan menjadi bagian dari kehidupan zaman ini yang mungkin akan dipelajari di zaman selanjutnya, dan membuat saya menikmati bagaimana menelaah dimensi waktu dalam ceritera yang ia kisahkan pada saya. Kalian tahu ia siapa? Untuk kali ini saya tak akan menginisialkan, memanggil dengan julukan sandi atau apa.


"Karena mencintaimu bukanlah sesuatu yang sepantasnya ditutupi, mencintaimu adalah sebuah kehormatan dan mengagumimu adalah sebuah kebahagiaan, IPS..."



Tapi tepat di awal tahun ini, semuanya berubah. Ternyata delapan bulan sebelumnya adalah masa-masa indah terakhir yang bisa saya nikmati dengan pria-ku tercinta. Karena tepat pada saat itu, sebuah sistem yang bernaungkan hukum tak tertulis, sebuah kekejaman diskriminatif, menghancurkan impian saya. Sistem itu mengharuskan saya untuk bersama dengan lelaki lain yang tak saya cintai. Mendekati saya benci malah. Dia pria yang menyebalkan. Gayanya congkak, dengan rambut hitamnya dan softlens karena matanya minus tapi dia anggap ia tidak akan keren jika memakai kacamata. Kulitnya putih porselen, badannya tegap, dan itu membuat dia digilai wanita lainnya. Sudah begitu, kemampuan matematisnya yang jauh diatas rata rata dan gayanya yang sok cool dan irit bicara. Ia anggap orang-orang banyak bicara hanya tong-tong kosong yang nyaring bunyinya, padahal kan tak tentu yang bunyi itu tong! Dan hukum sialan itu memaksa saya untuk tinggal selama dua semester bersamanya! BAYANGKAN! Tanpa IPS dan malah bersama pria setan itu. Dia dan orang-orang sejenisnya yang ada di sekitar saya membuat saya terlihat sebagai seonggok raga bodoh tanpa isi otak. Bagaimana mungkin saya harus menyetting ulang sistem kerja otak saya yang sudah terlanjur dibuat indah oleh IPS hanya karena si IPA sial itu. Perhitungan matematis yang konseptual dan sederhana saja agak sulit masuk ke otak saya, bagaimana mungkin saya dapat menjumlahkan dan mengalikan huruf-huruf? Dari yang IPS ajarkan, konseptual pada dirinya yang penuh angka itu, tak ada yang negatif, jika negatif berarti rugi dan tak perlu dilanjutkan lagi, juga tak ada huruf huruf inisial para penemu dan inovator dalam science yang harus dijumlahkan dan dikalikan. Yang sepatutnya dihitung hanya berupa angka, bukan huruf, itu konsep yang aku punya. Entah aku harus bertahan berapa lama lagi, sejujur-jujurnya aku tak kuat. Orang-orang dalam lingkup yang sekarang selalu memandangku dengan tatapan diskriminatif yang merendah seolah mereka hanya sedang berbicara dengan seekor kerbau. Mungkin memang otakku tak seperti otak kalian yang biasa disebut brilian itu. Mungkin aku memang sebodoh-bodohnya individu yang harus berada ditengah kalian. Tapi asal kalian tahu, terutama kau Pria congkak, aku cukup sakit hati, karena IPS-ku tak pernah mengatakan aku demikian. Aku juga tak pernah berusaha menarik diri dari kelompok. Selama aku rasa raga dan mentalku masih kuat aku menahan rasa sakit ini sekuatku, dan mencoba berbaur. Tertawa seolah IPS-ku sedang menceritakan bagaimana mimik kecewa pasukan Nazi yang digempur salju Russia. Setidaknya aku berusaha, tapi pria congkak bernama IPA itu tak pernah berhenti mengintimidasiku dengan tatapan menghinanya, tak pernah sekali saja menghargai usahaku yang masih mau mencoba menerimanya.

Oke, itu hanya sebuah perumpamaan. Dua pria tadi, si charming IPS dan si congkak IPA. Sialnya saya yang sudah terbiasa hidup bahagia dengan IPS harus bersua dengan IPA selama beberapa lama ini dan samasekali tanpa IPS.  Mungkin rasanya hampir mirip dengan yaah, kalian dipisahkan saja dengan seseorang yang kalian cintai dan dipaksa untuk berlaku manis dihadapan orang lain yang kalian benci. Aaah sial! manamungkin saya bisa tahan. Jelas, saya berkali-kali pulang kerumah, menangis, dan menyesali nasib, kenapa saya harus terdampar di neraka ini. Neraka yang dipenuhi rumus-rumus tanpa IPS. Tanpa sumber kebahagiaan dan pencerahan saya.

Kejamnya, sistem pendidikan yang memilah dua jurusan ini melahirkan unsur diskriminatif. Unsur diskriminatif yang sudah merupakan rahasia umum, padahal negeri kita samasekali tak pernah mengecap sistem monarki. Sebagaimana sistem pendidikan kita yang menganggap bahwa mahluk dengan kemampuan matematis tinggi adalah mereka yang patut disebut pintar, Jurusan ilmu alam atau IPA dianggap diisi oleh anak-anak semacam itu. Sungguh sebuah fonis yang dangkal. Memang, dunia sosial tak serumit ilmu alam, tak ada rumus yang patut dihafal, tak ada persamaan yang patut dihitung. Kita hanya diharuskan untuk memiliki kecintaan, menikmati bagaimana konsep masuk ke otak dengan mudahnya, mengerti berbagai pengeritan yang membuka lebar-lebar wawasan, dan memandang dunia dari sudut yang menyenangkan. Lingkungan, bukan hanya luang lingkup abstrak yang berisikan hitungan.

Mungkin karena saya lebih cenderung orang sosial, jadi saya berfikiran begini. Berfikiran agak diskriminatif terhadap para Scientist. Tapi sungguh science itu, imajinasi rumit yang terlalu jauh. Mungkin ya, otak saya terlalu bebal untuk dapat mencerna rumus-rumus itu, mungkin iya saya tak punya kemahiran apa-apa yang memantaskan diri saya untuk berbicara begini didepan para penguasa ilmu alam, tapi yang saya ketahui saya mencintai IPS, dan itu membuat saya dapat berfikir jauh lebih bebas, menelaah apa yang memang ada, dan menikmatinya. Berbicara banyak soal hubungan antar manusia, sistem-sistem yang berkenaan dengan kekuasaan, pemerintahan, politik. Juga mempelajari banyak pengalaman dari masa lalu, mengagumi orang-orang hebat yang pernah membawa perubahan, dan menatap keseluruhan bumi ini dengan takjub karena misteri yang ada padanya tak pernah habis dikuak. Ilmu semacam itu memberikan saya udara yang segar untuk bernafas, ruang yang terbuka lebar untuk beraspirasi dan berkarya.

Sebenarnya salah jika kita memandang kelas-kelas program IPA dengan harkat yang lebih tinggi dibanding yang lain. Karena, tujuan konseptual sistem itu adalah untuk memilah siswa sesuai dengan minat, bakat, dan potensinya. Meski sesungguhnya kedua kategori itu masih terlalu umum untuk dapat disebut jurusan. Orang IPA memang terlihat pintar, tetapi itu bukan segalanya. Janganlah lantas menganggap orang-orang dari kategori lain dengan rendah. Orang IPA belum tentu bisa bersosialisasi sebaik IPS, mereka belum tentu tahu seluk beluk berdirinya negara ini, mereka belum tentu bisa menghargai jasa pahlawan sedalam para IPS melakukannya. Memalukan, tapi terkadang itu fakta. Kecintaan terhadap dunia imajinatif yang terlalu jauh itu terkadang membuat mereka asyik dengan dunianya dan menarik diri dari lingkungan dimana seharusnya mereka merasakan makna kehidupan yang sesungguhnya. Berubah menjadi sosok yang idealis dan individualis karena tak memiliki tenggang rasa yang cukup terhadap sesama. Sosok-sosok yang meski pandai tak ada gunanya bagi negeri kita kedepannya, karena bisa saja, mereka dapatkan beasiswa di luar negeri dengan mudahnya, dididik dengan baik disana, diberi pekerjaan dan dijanjikan imbalan yang memuaskan lalu seenaknya menjual kewarganegaraan dan lupa daratan. Menganggap negerinya sendiri hanya sebatas bongkahan tanah yang pernah mereka singgahi untuk beberapa lama. Itu fakta.

Oleh karena itu, saya sarankan, bagi teman-teman kelas sepuluh yang sedang menggundahkan soal jurusan, atau bagi adik-adik di SMP, SD, TK, PlayGroup, bahkan yang baru lahir, yang baca postingan ini#iloy, untuk tidak lagi gundah. Hidup kalian, kalianlah yang menjalani kedepannya, dan mereka yang memberi saran tak akan pernah bisa menggantikan kalian saat kalian lelah dengan sistem yang salah. Saran itu bisa diterima atau ditolak, yang terpenting kalian benar tahu apa yang kalian sukai. Terkadang bisa jadi sebuah keharusan bagi kalian untuk memilih jurusan yang tak kalian senangi, seperti apa yang saya alami. Jika sudah begitu, yaah apa ya? yang saya lakukan sih paling hanya berusaha untuk bertahan. Meski kecewa akan menerpa lebih dari sering, meski hati akan terbiasa untuk tersakiti, meski terkadang merasa hampir mendekati rasa frustasi, dunia yang kalian cintai sesungguhnya tetap pada tempatnya, dalam sekali waktu kalian bisa mengunjunginya, dan itu akan menjadi hiburan juga pencerahan yang sangat membantu.

Mungkin kalian bertanya mengapa saya tak bisa mengambil jurusan IPS seperti apa yang saya inginkan, mungkin juga tidak.*haha* Tapi saya akan mencoba menjelaskannya disini. Saya, kepincut oleh kata 'belajar dua tahun'nya program akselerasi di sekolah saya, dan akhirnya daftar kesana dan kebetulan diterima dengan nilai psikotes yang lumayan lah, padahal saya tak pernah kira sebelumnya. Nah, ketika itu saya samasekali tak tahu menahu jika serta merta, delapan bulan setelahnya kami akan begitu saja dijebloskan ke IPA. Dan ternyata benar, karena kelas akselerasi itu berisikan anak-anak yang bisa dibilang IQnya diatas rata-rata, jadi kami semua lantas dianggap anak IPA~~
Padahal kan tak ada yang bisa memastikan betul sesungguhnya dimana letak IQ tersebut. Beberapa orang mungkin tak keberatan, dan menjalaninya dengan sukacita, tapi, bagi orang orang seperti saya? Yang lantas menyandang predikat dungu seketika membahas IPA, haha tak menyenangkan.
Oleh karenanyalah, kali ini saya hanya menjalani masa sekolah dengan biasa saja, tak seperti dulu dimana saya bersemangat untuk mengejar nilai sempurna. Toh, usaha mati-matian saya hanya berhasilkan angka empat atau lima di Fisika, plus kepala pening dan ingin muntah. Daripada memaksakan diri dan menghancurkan diri sendiri, saya lebih memilih untuk sepenuhnya membaktikan diri pada pelajaran berbau IPS yang masih dapat saya temui di program IPA ini, semisal PKN dan Sejarah. Juga berusaha untuk menikmati Bahasa dan Sastra meski konsepnya tidaklah senikmati ilmu sosial. Setidaknya, tak menjadi sempurna tetapi bisa memiliki ciri, bahwa meski saya bodoh dalam IPA, saya bisa buktikan jika saya mencintai PKN dan Sejarah dan lebih baik didalamnya.

Mengecap IPS lagi bagaikan mimpi untuk satu setengah tahun ini, jika saya turun ke kelas billingual, yang sedang dalam tahap penjurusan sekarang ini, mungkin saya bisa masuk IPS tapi iuran yang jumlahnya beda hanya akan membuat orang tua saya kecewa pernah membayar mahal tapi tak ada tilasnya. Keluarga saya bukan orang kaya, dan membuang uang sebanyak itu sia-sia rasanya terlalu hina untuk saya.

Saking sebelnya saya sama IPA, saking nggak terimanya saya masuk IPA dan harus pergi jauh dari IPS, sampai detik ini, dimana sudah satu semester saya habiskan sebagai anak IPA, saya nggak pernah tulis kelas saya XI. IPA. CI. 1, karena yaa.. saya emang nggak pernah merasa memilih. saya hanya terjerumus dan penjerumusan itu tak sepatutnya saya banggakan.

Bagi kalian, yaah.. mungkin hanya itu pesan saya. Tentukan baik-baik, dan jangan terpengaruh oleh orang lain karena semuanya adalah tentang diri kalian. Seseorang yang menyarankan dengarkan saja, bisa ditolak, atau diterima. Sedangkan seseorang yang mengharuskan, lawan saja sementara kalian tahu kalian memperjuangkan sesuatu yang benar. Keinginan hati jangan ditutupi, karena ia akan melukai dirinya sendiri jika dipaksa menjalani yang tak ia ingini. Tidak berada pada bidang yang kalian kuasai membuat kalian merasa awam dan tak berguna. Dan rasanya menjadi tak berguna itu menyedihkan.

Jangan mengejar nama, popularitas, gengsi, atau apapun yang hanya sebatas keegoisan diri, karena nantinya kalian justru akan tersiksa sendiri. Popularitas yang menjulang tak akan memberikan kalian jawaban di ulangan atau ijazah dengan cuma-cuma. Lagipula menjadi timbul tenggelam, dan menduduki posisi tersier di kelompok populer tidak akan pernah terasa semenyenangkan menjadi yang pertama di jalanmu, menjadi seorang yang menguasai apa yang orang lain tak kuasai, dan menjadi pribadi yang berbeda. Itu yang kita perlukan. Generasi seperti itulah yang bangsa kita butuhkan untuk memperbaiki keadaan yang semakin bobrok dewasa ini.



Mengerti, dan Cintai lah dirimu sendiri!
-Yuanita WP-





Sunday, May 13, 2012

Nostalgia Seorang Otaku Season 3

Bonjour, mademoiselle, monsieur~

Selamat tiba kembali di blog ini dan selamat bertemu dengan saya lagi#oke ini bukan sesuatu yang perlu diselamati#

Sesuai judulnya 'Nostalgia Seorang Otaku', yang berarti ini merupakan postingan yang membahas anime anime jadul yang intinya, membawa banyak kenangan kembali kepada saya dan juga tentunya anda anda sekalian, kan~
Dan sekarang, tiba saatnya saya untuk membahas salah satu anime terfavo saya yang dibuat oleh Nobuhiro Watsuki-sensei, berlatarkan waktu peralihan antara zaman Edo ke Zaman Meiji. Bercerita tentang seorang battosai yang sudah tobat. Ada yang bisa nebak??
bisa?

tau apa?

yap!



Yuanitaruno Fn'A Proudly Present

ulasan
~RUROUNI KENSHIN~
a.k.a
SAMURAI X


Requested by: Adhera


Kesan seorang saya terhadap Rurouni Kenshin..

Pertama kali liat iklannya ini anime, kesan saya biasa-biasa saja. Bahkan agaknya saya cukup enggan untuk menonton berhubung saya memang nggak suka Action. Dan dalam presepsi saya kala itu, anime ini cukup mengandung banyak unsur Action. Setiap kali saya menonton film action itu pasti bawaannya ngantuk, seberapapun orang lain malah melek karenanya. Dalam anime Action lainnya pun, sebut saja Naruto, Bleach, atau One Piece, saya lebih suka bagian tenangnya, bagian kehidupan Ichigo dan kawan-kawan yang tenang di sekolah, bagian Naruto dan kawan-kawan udah selesai misi lalu merayakannya di Ichiraku, Jiraiya ngintipin cewek mandi, dan bagian perjalanan kru Topi Jerami setelah berhasil menaklukan satu pulau, dan hendak ke pulau lainnya, dimana Zoro tidur, Luffy menggila bersama Usopp, Franky, dan Brook, Robin bertengger di ujung geladak sambil membaca buku, sedang Nami duduk di meja makan sambil memandangi kagum Sanji yang sedang memasak makan malam#WHHHOOAAAXDD-oke.ini.fan.fic-
Mungkin anda sekalian berfikiran jika saya adalah tipikal orang yang lebih cocok dengan manga-manga dan anime-anime shojo, yang kalo gak berubah-berubahan pasti cuma seputar pacaran, suka-sukaan, pelukan, dan blablabla..

tapi,

Tidak juga~


Ternyata anime action juga menyenangkan, apalagi anime Action yang satu ini.
Yang ternyata setelah saya telusuri dan nikmati, saya justru kecanduan dibuatnya. Sangat kecanduan malah, dan anime ini membuat saya tersepona pada seorang chara..

*jengjengjeng*


KENSHIN HIMURA

unyuu kaaan XD
oke, saat tampangnya polos begini siapapun tak akan menyangka
jika dia dan battosai adalah orang yang sama

Name: Kenshin Himura, Shinta Himura
Alias: Battousai the Manslayer, Hitokiri Battousai
Race: Human
Gender: Male
Age: 28 years
Hair: Red
Eyes: Lavender
Height: About 5'2", 158 cm
Weight: About 106 lbs, 48 kg
Blood: Type AB
Status: Wanderer
Quote: "Huh...", "Oro..."
Voice: Eng->J. Shanon Weaver, Jpn->Suzukaze Mayo

Yang diatas itu biodatanya yang saya dapat dari salah sebuah situs. Dan sekarang, adalah bagian saya untuk menjelaskannya menurut persepsi saya sendiri. Dulu, waktu saya masih awam se awam-awamnya sama internet, saya buka sebuah situs yang menjelaskan jika Kenshin itu umurnya 28 tahun dan dulunya pernah punya istri OwO jujur saya kaget berat, secara mukanya unyu gitu XD

Di Anime yang tayang di Indonesia, seinget saya cuma sebelah-sebelah doang ceritainnya. Makanya, soal Kenshin yang dulunya pernah punya istri itu saya kira hanya kabar burung, dan setelah saya tonton movienya yang The Reflection, saya baru tau jika itu bukan hanya berita simpang siur

Oh, iya.. ngomong-ngomong, setau saya itu OVA-nya Samurai X alias Rurouni Kenshin ini ada empat, lima, atau enam gitu, tapi yang saya tau betul ya dua ini

Yang pertama, Trust and Betrayal (1999) sayangnya saya belum pernah nonton yang ini :(
Terus Yang kedua, Reflection (2001), kalo yang ini bahkan saya punya DVD-nya, mau pinjem? Inisih kalo menurut isinya Ringkasan seluruh cerita RK yang diambil dari POV seorang Kaoru.

Selain Versi OVA, Anime, dan Manga, RK juga di rilis dalam kemasan(?) novel (Voyage to The Moon World, Yahiko's Battle), video game, action figure tentunya, poster yang 3 diantaranya ada di kamar saya dan bahkan di rumah nenek saya ada satu poster Rurouni Kenshin di ruang tamu, dan mungkin saking merakyatnya ini anime, atau karena saking keren dan unyu-nya tokoh utamanya, atau karena anak seorang bos angkot besar menyukai RK dan mempropagandai ayahnya, atau apa lah yang jelas ini masih menjadi misteri untuk saya, kenapa coba Sticker Rurouni Kenshin kerap kali saya temui tersemat di angkot angkot?! mending bagus =__=V eh serius!

nah, gini poster RK yang ada di ruang tamu nenek saya, seriusan!


 Yang Berikutnya, Charcter ya~


Ngomong-ngomong soal anime action apalagi disini jelas tertera berjudul RUROUNI (pengembara), sudah jelas si tokoh sering melanglang buana, menggelandang(?) kemana-mana dan menemui banyak orang. Oleh sebab itu, tokohnya pasti banyak. Seperti layaknya Naruto, orang yang ditemui Naruto dkk di setiap misi kan beda-beda tuh, terus One Piece, beda pulau, beda musuh lagi, emm.. Bleach, abis Hollow, muncul Bount, abis Bount muncul Espada, abis Espada muncul Esmeralda aja sekalian sono#plakk. Wakakakkaka..
intinya tokoh-tokoh di Anime Action itu pasti banyak laah..
dan begitu juga dalam anime ini, semakin sering jalan-jalan, Kenshin semakin sering menemukan penjahat, dan semua penjahat yang ia temui itu diajak bertarung, lalu kalah oleh sakabato-nya, dan jadi baik, selalu begitu dan begitu ckckck
tapi herannya saya samasekali tak merasa jika itu klise, itu tetap keren XD

langsung saja~


Kenshin Himura
Sang Hitokiri Battosai yang sudah insyaf#plaak :D
Haha, yang diatas kan udah yang bagus bagus,
gapapa dong kalo sekarang yang gini haha~
oke, kembali menceritakan tentang si Charming ini. Pada suatu masa, tersebutlah seorang battosai yang bilamana tengahlah bermukim pada sebentang khazanah, dimana kisah ini bermuasal#halahhikayatan. Baiklah, hmm.. Kenshin.. yang terlintas di benak saya saat membayangkan pria ini samasekali bukan seorang battosai yang kejam, berhubung saya memang jatuh cinta pada pribadinya yang lain, kala kelam hatinya telah meluruh sempurna. wekekeekek sok balai pustaka#maap.

Dari seorang Kenshin mungkin saya mengetahui maknanya kedewasaan. Mungkin nih ya, waktu dia main bunuh bunuh orang aja itu, pas dia masih jadi battosai, dia itu masih muda men, masih labil#plakk-okeinifanfic-. Nah setelah insyaf itu dia mulai belajar dewasa, secara umur udah banyak, istri udah dua#disambitpakesakabatou. Setelah resmi Kenshin 'dipungut' sama Kaoru di episode pertama, dia langsung menjadi penghuni yang sangat membantu di dojo yang mulai ditinggalkan muridnya itu. Dari ngepel, nyuci, jemurin, nyari kayu, mancing buat nyari lauk makan, sampe manasin air buat sang nyonya rumah-Kaoru-mandi ckckck..  Kelewat baik apa gimana sih niorangg.. XD
tapi jusrtu itu yang keren dari dia, sementara Kenshin mengerjakan pekerjaan rumah, Kaoru malah asik berantem-beranteman*baca:latihankendo* sama Yahiko. Yaampun, unik banget kan ni pair?!XD
Seperti halnya Kurapica, ngomongin Kenshin juga nggak lengkap kalo gak ngomongin masalalunya, karena konflik dalam anime ini ya sumbernya dari situ. Waktu kecil, Kenshin itu namanya Shinta. Terus, dia merupakan satu-satunya pembantai yang disegani dan ditakuti di era Restorasi Meijii. Ketika perang usai, beriringan dengan kematian isteri pertamanya, Tomoe, Kenshin akhirnya memutuskan untuk menutup lembaran kelam hidupnya. Memutuskan untuk tak lagi hidup dari darah musuh-musuhnya dan mendamaikan diri. Mulai mengubur dalam-dalam identitasnya sebagai Hitokiri Battosai dan menjadi pribadi yang baru, yang menggunakan pedang tak lagi untuk membunuh melainkan untuk melindungi orang-orang yang dicintainya.




Tomoe Himura (Tomoe Yukishiro)
Sang isteri tua~#tendang
sipit banget yah?
Nggak, sih. Samasekali nggak tua, Tomoe malah nikah sama Kenshin pas umurnya baru 19 tahun, uehh.. Dia ini kakaknya Enishi yang bikin masalah di Samurai X: Reflection. Ceritanya, Enishi itu adeknya Tomoe, tapi waktu pas ngelahirin Enishi ibunya meninggal, jadilah yang menjadi sosok ibu bagi Enishi itu Tomoe, itulah kenapa dia sayang banget sama Tomoe, dan tentunya dendam pas tau kalo yang bunuh kakaknya itu Kenshin. Love story-nya sendiri yang terjadi antara Tomoe sama Kenshin itu adalah love story yang tak diduga, dan bekas luka X di pipinya Kenshin itu salam perpisahan dari Tomoe.



Kamiya Kaoru
Istri muda hoohohooho><#bhuaggh
ini doujin, tapi saya suka stylenya~
Cewek manly yang mewarisi sebuah dojo yang jaya pada masanya namun meredup seiring dengan kematian ayahnya dan orang-orang sirik yang mengedarkan berbagai fitnah dan isu murahan. Meski nantinya pun Kaoru hanya akan mengasuh seorang murid, itu tak sia-sia karena muridnya yang mantan pencopet itu akan jadi orang hebat yang memegang sakabatou warisan suaminya. Atau yang dalam kasus ini, masih menjadi pria lain yang perlahan mulai mencuri perhatiannya#eea. Dimulai pada episode pertama, saat dojonya diserang dan seorang awkward berambut merah dan berbaju ungu menolongnya. Sejak saat itu, ia menerima sang pengembara asing tersebut untuk berbagi atap dengannya. Di Dojo yang cukup luas itu, satu persatu benangan kisah mereka teruntai.Kaoru, tak dielak lagi merupakan orang penting yang membantu Kenshin untuk menata hidupnya yang baru. Penerus aliran Kamiya Kasshin Ryu ini pada akhirnya jadi isterinya Kenshin dan punya seorang anak kelewat tengil yang namanya Kenji Himura. Tapi akhir kisah mereka itu hebat, bukan sad ending, bukan juga happy ending, tapi jelas itu mengharukan. Di Samurai X reflection itu diceritakan detailnya, cerita tentang Kenshin yang hilang dalam perang dan lupa ingatan, beruntung dia masih selamat meski kondisi fisiknya sangat buruk. Ketika itu dia ditolong oleh Sanosuke yang ada di China, setelah kondisinya memulih, Sanosuke memulangkan Kenshin tanpa mengantarnya dan mengatakan bahwa, semua ingatanmu akan kembali ketika kau melihatnya (yang dimaksud disini Kaoru tentunya). Sementara Kaoru yang khawatir berat kesehatannya juga memburuk. Perang yang telah usai, banyaknya korban yang jatuh, dan kepulangan Kenshin yang tak kunjung ia dapati membuatnya risau, setiap harinya tanpa segan ia mengunjungi pelabuhan, berkeliling dan memandangi semua aspek darinya, berharap matanya menangkap sosok yang ia cintai tersebut. Hingga suatu hari, Kaoru tak lagi sanggup ke pelabuhan, tapi justru saat itulah Kenshin pulang. Mengikuti firasatnya, akhirnya Kaoru pun pergi meski untuk sekedar beranjak dari futon-nya pun sukar. Dan di sebentang jalan berpagar pohon sakura, dibawah guguran kelopak-kelopaknya, dengan sama tertatih mereka saling meraih. Berbagi dekap untuk yang terakhir kalinya.#Hiks HUEEEE TOT-sayanulisapaini?!-



Myoujin Yahiko
Cukup nangisnyaa~ mari kita bersenang senang sekarang >A< sebenernya gak harus seneng juga sih =_=
kenapa eskpresinya gini ya?
Anak yatim piatu yang berprofesi tak halal sebagai pencopet dan pengutil kelas mahir. Pas lagi sial atau beruntungnya, dia kebetulan ketauan kalo nyopet dompet-kalogaksalah- di pasar, dan karena itulah dia diselamatkan dan dipungut Kenshin. Ini seperti sebuah siklus, Kaoru diselamatkan Kenshin, lalu Kaoru menampungnya di dojo, setelah itu orang yang ia selamatkan-Kenshin- menyelamatkan orang lain lagi. Dan lama-lama dojo itu pun penuh oleh orang orang yang saling menyelamatkan. haha apadah ==
Oke, seperti yang saya sebutkan diatas bahwa Yahiko lah yang akan mewarisi Sakabatou yang telah merubah hidup Kenshin. Tetapi, lain dengan Kenshin, Yahiko tidak menganut style Hitten Mitsurugi seperti Kenshin atau Kenji, itu karena ia berguru pada Kaoru, bukan Hiko. Di movie Reflecion, Yahikonya udah gede, dia sudah punya Isteri namanya Tsubame kalo gak salah. Dan perlu digaris bawahi, Yahiko mungkin lebih berbakti kepada Kenshin dan Kaoru dibanding Kenji. ckckck
Seperti di first openingnya RK, Sobakasu, dimana salah satu adegan dalam videokklipnya adalah ketika Yahiko sedang bermain kendo di pinggir sungai, begitupun dia di kesehariannya. Dia juga yang menjadi 'perantara' antara Kenshin dan Kaoru yang semakin membuat manis hubungan mereka~ aa~
Dan ini trivia penting. Pernah di suatu episode, ada pangeran entah dari negeri mana mirip betul dengan Yahiko dan kebetulan mengalami kecelakaan. Pangeran itu kemudian diselamatkan Kenshin dan dibawa ke dojo Kamiya. Siapapun, pastinya terpelongo-pelongo begitu menyaksikan secara nyata bahwa ada dua Yahiko di depan mereka. Ya, pangeran itu memang sepertinya digambar dengan cara yang persis dengan Yahiko#yaiyalah orang mirip. Tetapi sifatnya berbeda jauh, si Pangeran itu sifatnya lembut, gak kayak Yahiko yang amburadul. Dan konyolnya, kemiripan mereka ini membawa seisi Dojo berkesempatan merasakan hidup sebagai anggota keluarga kerajaan. Makan steak memakai pisau dan garpu dengan awkwardnya ketika di keseharian mereka biasa menggunakan sumpit. Dan waktu makan itu, kenshin motong steaknya pake jurus wakakak Serius!





Sanosuke Sagara
Si kepala burung yang suka cekcok sama asparagusnya Juppon Gatana

Akrab disapa Sano, pria tinggi tegap ini dulunya memiliki tujuan untuk membunuh Kenshin. Ia bersama kelompoknya yang saya lupa namanya entah Shinsengumi atau apa, memang ditugaskan untuk membunuh hidup-hidup(?) sang Hitokiri Battosai. Tapi itu dulu, setelah Kenshin mengalahkannya dan Zanbatou miliknya terbelah dua, dia pun akhirnya mau mengakui kehebatan Kenshin dan berbalik haluan menjadi kawannya. Setelah Zanbatounya patah, Sano lebih memilih untuk bertarung dengan tangan kosong. Ia adalah pria dengan selera humor yang tinggi, serta cukup tahu banyak soal urusan cinta. Yah, meski hubungannya sendiri dengan Megumi rumit, tapi ialah yang kerap kali gedek saat melihat Kenshin yang segitu kelewat polosnya dalam menghadapi Kaoru yang sebenarnya ngarep banget =w=

Pria ini kerap ditemukan duduk santai di teras Dojo Kamiya dengan menggigit 'sebatang' rumput. Ia menggunakan ikat kepala dan pakaian putih-putih. Rambutnya cokelat, dan nama Sagara yang ada di belakang namanya sesungguhnya bukanlah nama aslinya. Itu nama belakang kapten Sagara, seseorang di masa lalu yang diidolakannya.
Di Samurai X reflection, gak dijelasin lagi gimana nasib hubungannya sama Megumi. Disana hanya dijelaskan bahwa selepas perang, Sano mengembara sampai ke China, dan kerjanya membantai macan-macan China maka kalau macan China punah, salahkan Sano#plakk.
Yosh, sepertinya begitu saja..


Soujiro Seta
huaa.. bishonen XD
Bagi para penyuka tipe tipe cowok uke yang shota atau innocent, pasti melirik yang ini. OPKORS, manusia ini unyuu banget. Yeah, ini Seta. Tapi kalo gak liat tampangnya yang gini sih menurut saya dia seme, superseme. Baiknya sih, saya tulis lebih banyak tentang Juppon Gatana berhubung grup yang di-imami oleh Makoto Sishio itu begitu berpengaruh di Samurai X. Tapi berhubung males, dan ini post udah kelamaan gak kelar-kelar, lebih baik kita bahas Seta saja. Soujiro Seta ini dikenal sebagai the fastest di Juppon Gatana. Pertarungannya yang sama Kenshin tempo hari itu bener-bener bikin gregetan. Tapi meskipun dia ini tampan, dan unyu, dan wajahnya juga terlihat selalu bahagia, dia punya masalalu yang tak menyenangkan.
Jadi gini kalo gak salah, ceritanya yah, si Seta ini kayak anak haram gitu. Dia itu hasil hubungan gelap ibunya sama ayahnya. Ayahnya itu bangsawan gitu, pokoknya darah biru lah, sedangkan ibunya cuma orang biasa aja. Tapi jahatnya pas dia udah gedean dikit, dia diizinkan tinggal disitu sama saudara-saudaranya tapi diperbudak abis-abisan. Disurung ngangkat-ngangkat karung gitu coba, padahal Setanya masih kecil. Itu juga yang membawa kebiasaan tersenyumnya sampai sekarang. Ia berfilosofi jikalau senyum itu tanda bahagia, maka sebuah senyumanpun bisa membuahkan kebahagiaan. Jikalau dia hanya menangis dan menjadi cengeng, mungkin belum tentu saat ini ia bisa menjadi salah satu orang paling dipercaya Sishio.
Setelah dewasa, Seta memutuskan untuk belajar pedang dan menumpahkan segala penyesalan terhadap hidupnya disana. Jikalau ada yang tanya siapa itu Tenken? ya itu dia juga..#gubrak




Oke oke, semuanya duduk yang rapi!
yah.. tak terasa kita sudah sampai pada penghujung acara, oleh karena itu sebelumnya, untuk menutup acara kita secara resmi, mari kita sambut, 'Judy & Marry-Sobakasu'!


Rurouni Kenshin's 1st Opening
-Sobakasu, Judy and Marry-





Daikirai datta sobakasu wo chotto 
Hitonade shite tame iki wo hitotsu 
Hebii kyuu no koi wa migoto ni 
Kakuzatou to issho ni toketa 
Mae yori mo motto yaseta mune ni chotto 
"Chiku" tto sasaru toge ga itai 
Hoshiuranai mo ate ni naranai wa 
Motto tooku made  
Issho ni yuketara nee 
Ureshikute sore dake de

I brush a little against 
Those hated freckles, and give a single sigh 
My heavyweight love splendidly 
Dissolved along with a sugar cube 
With a "tick", the thorn stuck 
in my thin chest hurt more than before 
Even a horoscope couldn't have predicted that 
If we could have been together 
Until we had gotten further, hey 
Just that would've made me happy

Omoide wa itsumo kirei dakedo 
Sore dake ja onaka ga suku wa 
Hontou wa setsunai yoru na no ni 
Doushite kashira?  
Ano hito no egao mo omoidasenai no

Memories are always beautiful, but 
With just them, your stomach will feel empty 
And the truth is, though this is a painful night 
I wonder why? 
I can't even remember his smile

Kowashite naoshite  
Wakatteru no ni 
Sore ga atashi no seikaku dakara 
Modokashii kimochi de  
Ayafuya na mama de 
Soredemo ii koi wo shite kita 
Omoikiri aketa  
Hidari mimi no piasu ni wa nee 
Waraenai episoodo

I understand 
I just break things and fix them 
But that's just my character 
With impatient feelings 
Ambiguous as always 
Nonetheless, it was a good love 
When I gave in 
And you got your left ear pierced, hey 
It's an episode I can't laugh about

Sobakasu no kazu wo kazoete miru 
Yogoreta nuigurumi daite 
Mune wo sasu toge wa kienai kedo 
Kaeruchan mo usagichan mo 
Waratte kureru no

I try to count all my freckles 
While hugging my dirty stuffed animals 
The thorn stuck in my chest won't disappear, but 
Froggy and Bunny 
Smile at me

Omoide wa itsumo kirei dakedo 
Sore dake ja onaka ga suku no 
Hontou wa setsunai yoru na no ni 
Doushite kashira?  
Ano hito no namida mo omoidasenai no 
Omoidasenai no 
Dou... La La La La La La 
Doushite na no?

Memories are always beautiful, but 
With just them, your stomach will feel empty 
And the truth is, though this is a painful night 
I wonder why? 
I can't even remember his tears 
I can't even remember 
Why... La La La La La La 
Why can't I?




sekian, au revoir semuanya~
yang berikutnya mau apa lagi?
Vampire Kinght? Kamichama Karin? Dr. Rin? Ouran Koukou Hostclub?
atau mau rikues apa?


-Yuanita WP, 2012-